Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris atau sapaan akrabnya Gus Haris bersama jajaran Forkopimda menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT-DBHCHT) kepada buruh tani tembakau dan masyarakat penerima manfaat (PM) dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo. Penyaluran berlangsung di Kantor Kecamatan Krejengan, Kamis (30/10).
Dalam kesempatan tersebut, Gus Haris juga menyerahkan secara simbolis Kartu Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan hasil kerja sama antara Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo dan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Probolinggo.
Dalam sambutannya, Gus Haris menegaskan bahwa tembakau bukan sekadar komoditas pertanian, melainkan bagian dari identitas dan kebanggaan Kabupaten Probolinggo. “Tembakau ini bukan hanya daun kering yang dilinting jadi rokok. Bagi Kabupaten Probolinggo, tembakau adalah identitas dan kebanggaan daerah. Kita penghasil tembakau terbesar kedua di Jawa Timur,” ujarnya.
Ia menyampaikan, pemerintah daerah berkomitmen memastikan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) benar-benar kembali kepada masyarakat yang berhak menerimanya, terutama buruh tani dan petani tembakau.
“BLT ini hak panjenengan. Kami hanya mengembalikan hak itu kepada yang berhak dan membutuhkan. Nilainya mencapai Rp22,4 miliar untuk sekitar 16 ribu penerima. Semoga membawa manfaat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Haris menyampaikan harapan agar industri rokok dapat tumbuh di Kabupaten Probolinggo, sehingga petani tidak perlu menjual hasil panen ke luar daerah. “Produksi tembakau ada di Probolinggo, tapi pabrik rokoknya di Kediri dan Pasuruan. Ke depan, kami ingin pabrik berdiri di sini agar tenaga kerja lokal terserap dan harga tembakau lebih stabil,” katanya.
Selain menyoroti sektor tembakau, Gus Haris juga menegaskan pengawasan harga pupuk di lapangan agar tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). “Kalau ada kios menjual pupuk di atas HET, segera laporkan. Izinnya akan kami cabut. Ini perintah tegas dari Menteri Pertanian untuk melindungi petani,” tandasnya.
Bupati juga mengingatkan pentingnya pemutakhiran Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) oleh Dinas Sosial dan pemerintah desa agar penyaluran bantuan tepat sasaran. “Jangan sampai orang mampu masih menerima bantuan, sementara yang membutuhkan malah tidak dapat. Data harus diperbarui setiap tiga bulan,” pesannya.
Di akhir acara, Gus Haris mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan dan berpikir positif dalam menyikapi informasi publik. “Kadang narasi di media sosial itu tidak benar. Maka kita harus berpikir positif. Pemerintah terus berupaya memperbaiki infrastruktur secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo Rachmad Hidayanto menyebutkan bahwa penyaluran BLT-DBHCHT 2025 menyasar ribuan penerima dari kalangan petani tembakau dan cengkih dengan total 9.254 orang. Untuk Kecamatan Krejengan, penyaluran dilakukan di dua titik, yakni Balai Desa Jatiurip dan Kantor Kecamatan Krejengan, guna menghindari penumpukan massa, terutama bagi penerima lanjut usia.
Rachmad menegaskan bahwa data penerima bersumber dari hasil verifikasi berjenjang antara Dinas Pertanian dan pemerintah desa. “Jika ditemukan ketidaktepatan sasaran, itu akan menjadi bahan evaluasi kami agar penyaluran ke depan semakin merata dan tepat manfaat,” tegasnya.
Ia menutup dengan harapan agar program bantuan sosial mampu menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Harapan kami, masyarakat Kabupaten Probolinggo dapat segera lepas dari kemiskinan menuju kehidupan yang sejahtera. Dinas Sosial akan terus berkomitmen hadir untuk masyarakat,” pungkasnya.[fir.ca]


