27 C
Sidoarjo
Monday, July 8, 2024
spot_img

Bupati Mojokerto Gencar Sosialisasikan ‘Gagah Bencana’

Pemkab Mojokerto, Bhirawa
Wilayah Kabupaten Mojokerto yang terbelah menjadi dua oleh sungai Brantas membuat perbedaan struktur tanah. Bagian utara rata- rata struktur tanahnya kurang subur dan dataran rendah. Sementara di bagian selatan tanahnya gembur dan subur karena dan dataranya tinggi karena adanya bukit dan gunung diantaranya gunung Welirang. Gunung penanggungan.

Namun demikian soal munculnya bencana alam sama rawannya, seperti banjir, longsong, angin puting beliung hampir setiap musim hujan selalu datang. Demikian juga saat musim kemarau maka bencana kekeringan, dan kebakaran juga selalu ada. Menyikapi hal ini, pemkab Mojokerto telah gencar mesosialisasikan progràm Gagah Bencana( Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana )

Seperti yang dilakukan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Pendopo Kecamatan Pacet Kabuoaten Mojokerto, Rabu (3/7) siang

Bupati Ikfina menyatakan bahwa Pokja 4 dengan program unggulan yang meliputi kesehatan, perencanaan sehat, dan kelestarian lingkungan hidup tersebut, sangat selaras dengan program Gagah Bencana yang memiliki 9 Pilot proyek. mulai dari peduli stunting, menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), hingga mewujudkan keluarga sehat.

“Kita bahas adalah program unggulan di pokja 4 yang meliputi kesehatan, perencanaan sehat, dan kelestarian lingkungan hidup. Ini kemudian melahirkan program Gagah Bencana. Pilot project untuk program unggulan ini ada 9 yaitu peduli stunting, menuju PHBS, peduli KIA, siaga kebakaran lingkungan, tanggap dan tangguh bencana alam, peduli lingkungan, menuju keluarga sehat berkualitas, menuju keuangan sehat, dan mewujudkan keluarga sehat,” Jelasnya.

Berita Terkait :  Polres Lamongan Ungkap Tersangka Perkara Pembunuhan Seblak Racun Tikus

Lebih lanjut ditambahkan Ikfina bahwa, terdapat beberapa langkah yang perlu dipersiapkan untuk membentuk keluarga tangguh dalam menghadapi bencana. Hal tersebut meliputi pendidikan keluarga, penyusunan rencana kontijensi bencana, pelatihan di tingkat keluarga, serta pemahaman mengenai berbagai jenis bencana yang mungkin terjadi. Salah satu fokus dari 9 pilot project tersebut adalah kesadaran tentang peduli stunting.

“Per 30 Juni 2024 kemarin seluruh balita di Kabupaten Mojokerto sudah termonitor 100%, sehingga teridentifikasi mana stunting, gizi kurang, mana gizi buruk. Kita di posisi ke-3 Jawa Timur, hal ini bisa kita tekan lagi kedepannya, maka dari itu ayo kita petakan juga, namun dengan pertanggungjawaban. Ini akan kita cek betul dan turunkan tim. Fokusnya adalah, tidak boleh ada bayi lahir stunting dan bumil KEK,” Bebernya.

Disamping stunting, Bupati Ikfina juga menyoroti tentang pentingnya menjaga lingkungan, hal ini termasuk pengelolaan selektif pada pemilahan sampah rumah tangga dan cara untuk menghindari polusi udara yang menyebabkan rusaknya lapisan ozon di atmosfer bumi.

“Pada 9 pilot project tadi ada point peduli lingkungan. Maka dari itu, ayo kita pilah sampah dari rumah. Setidaknya punya biopori. Tidak hanya pengelolaan sampah, tapi juga kita juga harus siap menjadi bagian dari upaya mewujudkan zero emission atau nol emisi untuk mencegah lapisan ozon rusak karena karbondioksida. Zat karbondioksida ini tercipta dari sisa pembakaran seperti asap industri karena penggunaan pakai batu bara, maupun asap kendaraan bermotor,” Tandasnya. [min.wwn]

Berita Terkait :  Tahun Depan, Arjuna Agro Techno Park Siap Dinikmati

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru