25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Bupati Mojokerto Dorong City Branding Berbasis Sejarah Majapahit

Pemkab Mojokerto, Bhirawa
Bupati Mojokerto Moh. Albarra mendorong City Branding berbasis sejarah Mahapahit dapat dipakai oleh UMKM di wilayah Mojokerto. Karena Mojokerto ini sangat lengkap potensi alamnya ada wisata alam ada wisata sejarah dan ada wisata religihya. Bakan jika dibanding dengan daerah lain Mojokerto ini mrrupakan cikal bakal nusantara. Demikian antara lain disampaikan Bupati Barra saat berbicara pada forum strategis bertajuk Branding Kota yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur , di Ruang Bina Loka, Kantor Gubernur Jawa Timur. Jumat (25/7/25).

Kegiatan ini menghadirkan pakar pemasaran nasional Hermawan Kartajaya serta diikuti oleh sejumlah kepala daerah dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Timur, termasuk Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra.

Forum ini menjadi ruang diskusi mendalam mengenai pentingnya city branding dan communal branding dalam membangun identitas daerah yang kuat dan berkelanjutan.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, yang membuka langsung kegiatan ini mengajak para kepala daerah untuk lebih aktif merumuskan action plan dalam pengembangan citra masing-masing daerah.

“Kita ingin lebih interaktif diskusinya. pada pelaksanaan kegiatan hari ini, kita akan cari balance atau keseimbangan. Bukan hanya sekedar berganti atau selalu memperbarui tetapi memang mencari keseimbangan antara kontinuitas atau berkelanjutan dengan peremajaan atau menyegarkan kembali, menghidupkan kembali semangat,” ujar Emil.

Menurut Emil, city branding memang kerap beririsan dengan dinamika politik karena menyangkut citra pemerintahan daerah yang bisa berubah sesuai dengan kepemimpinan. Namun, konsep communal branding dinilai lebih berkelanjutan karena mengangkat produk, budaya, atau kekhasan lokal sebagai milik bersama. Ia mencontohkan merek batik ‘Terang Galih’ dari Trenggalek yang telah menjadi identitas kolektif dan didaftarkan sebagai HAKI milik daerah.

Berita Terkait :  Pj Gubernur Jatim Ajak Satlinmas Gaungkan Toleransi Pantau Pilkada Serentak

“Jawa Timur terlalu luas untuk semua diseragamkan. Dari 38 kabupaten/kota punya keunikannya sendiri-sendiri, tetapi ada juga yang punya tema bersama contoh daerah Mataraman seperti Kediri, Tulungagung bahkan ditarik sampai Blitar itu ada namanya lingkar Wilis dari gunung Wilis,” jelas Emil. “Gunung Wilis bisa menjadi branding apakah brandingnya Shining Wilis atau pesona Wilis dan ini boleh dipakai oleh siapapun UMKM yang ada di kawasan lingkar Wilis,” tambahnya.

Sementara itu Bupati Barra menambahkan bahwa Kabupaten Mojokerto adalah pusat dari Kerajaan Majapahit, kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Hal ini menjadi fondasi kuat bagi Mojokerto untuk mengangkat branding sebagai ‘Kota Sejarah’ atau ‘Kota Para Raja’.

“Beberapa Minggu lalu kami juga menerima dukungan dari kementerian untuk melakukan ekskavasi besar-besaran di daerah Trowulan dan juga beberapa titik candi-candi yang ada di Trowulan. Ini mungkin city branding kita adalah kota sejarah atau kota para raja sebab kerajaan Majapahit menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Mojokerto,” lanjutnya.

Gus Bupati meyakini bahwa city branding berbasis sejarah akan memberi nilai tambah besar dalam membangun identitas dan ekonomi kreatif daerah. Ia mendorong agar warisan budaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dimanfaatkan secara strategis untuk membangun citra dan daya saing Kabupaten Mojokerto di tingkat regional, nasional, bahkan internasional.

Diskusi dalam forum ini berlangsung dinamis. Para kepala daerah menyampaikan pandangan masing-masing, memperlihatkan semangat kolaborasi untuk menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi dengan identitas yang kuat, inklusif, dan kaya akan keunikan daerah.[min.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru