Kab Pasuruan, Bhirawa
Tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, di Kabupaten Sidoarjo yang menyebabkan 67 santri meninggal dunia membuat Bupati Pasuruan, HM Rusdi Sutejo menyikapi secara serius.
Pejabat nomer satu di Kabupaten Pasuruan ini meminta semua bangunan ponpes di Kabupaten Pasuruan segera diperiksa kelayakannya.
S
ehingga, nantinya bisa menciptakan keamanan dan keselamatan para santri dalam mengenyam ilmu agama. Di hadapan para ulama dan pengurus ponpes se-Kabupaten Pasuruan, Mas Rusdi menegaskan analisa kelayakan bangunan ponpes membantu menciptakan keamanan hingga keselamatan para santri dalam mengenyam ilmu agama di ponpes.
“Kami tegaskan analisa kelayakan bangunan ponpes bukan sesuatu yang mengerikan, tapi membantu semuanya. Dan ini adalah bagian dari kebijakan pusat agar daerah juga melaksanakannya,” ujar Mas Rusdi, sapaan akrabnya di sela-sela menghadiri silaturrahim para Pengurus Ponpes se-Kabupaten Pasuruan di Aula RSNU, Rabu (8/10) petang kemarin.
Dalam langkah awal, ia meminta pihak ponpes mengajukan sertifikasi laik fungsi (SLF) ataupun Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) ke Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Seluruh biayanya akan ditanggung oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
“Semua biaya untuk kepengurusan SLF atay PBG bersifat gratis. Memang tidak ada biaya apapun. Pemkab Pasuruan yang akan menyiapkan anggarannya,” kata Mas Rusdi.
Mas Rusdi menjelaskan apabila permohonan SLF ternyata bangunan dinyatakan tidak layak, tentu Pemkab Pasuruan akan menggandeng Persatuan Insinyur Indonesia (PII) agar dapat memberikan rekomendasi.kepada pemilik gedung untuk memperbaiki beberapa bagian yang dianggap kurang.
Semua ini dilakukan untuknmengantisipasi kejadian serupa di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
“Semua kita kumpulkan PII untuk membantu program ini. Kalau dari analisa, contoh kayunya sudah keropos harus diganti atau struktur bangunannya kurang kuat harus diperbaiki. Hal itu, maka itulah rekom terbaik untuk keamanan bangunan pondok itu sendiri,” imbub Mas Riisdi. [hil.dre]


