Jember, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Jember di bawah kepemimpinan Bupati Muhammad Fawait (Gus Fawait) resmi meluncurkan program inovatif bertajuk “Gerobak Cinta” melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum).
Program ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah dalam memperkuat ekonomi rakyat kecil, khususnya pelaku UMKM, pedagang kaki lima (PKL), dan mlijo yang menjadi penggerak ekonomi harian masyarakat.
Kepala Diskopum Jember, Sartini, menjelaskan bahwa bantuan ini tidak sekadar berupa rombong baru, tetapi juga dilengkapi cooler box untuk menjaga kesegaran bahan pangan seperti ikan, ayam, dan daging.
“Gerobak Cinta adalah bentuk kehadiran pemerintah di jantung ekonomi rakyat, menciptakan lapangan kerja, dan menopang perputaran ekonomi harian,” ujar Sartini, Kamis (6/11/2025).
Program Gerobak Cinta (Gerobak dan Rombong Bantuan Cipta Tangguh) didesain berbasis Data Tunggal Sensus Ekonomi Nasional (DTSEN), sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025.
Tahap pertama menargetkan 1.282 penerima manfaat dari total 2.800 data awal, mayoritas berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (desil 1–5) yang menggantungkan hidup pada usaha mikro.
Pelaksanaan tahap pertama menelan anggaran Rp12,5 miliar dan difokuskan di kawasan pusat kota Jember, sejalan dengan program penataan PKL dan revitalisasi ruang publik agar lebih tertib, bersih, dan produktif.
Melalui program ini, Pemkab Jember menargetkan pertumbuhan ekonomi 2025 mencapai 5,3–5,5 persen. Tidak hanya memberikan bantuan fisik, pemerintah juga menyiapkan pelatihan usaha, akses permodalan, dan digitalisasi pemasaran agar pelaku UMKM bisa lebih mandiri dan kompetitif di era ekonomi digital.
“Gerobak Cinta bukan hanya alat berdagang, tapi juga pintu menuju kemandirian ekonomi keluarga,” ujar Sartini menambahkan.
Sementara, Bupati Jember, Gus Fawait, menegaskan bahwa arah pembangunan ekonomi daerah kini difokuskan pada tiga pilar utama: penguatan ekonomi mikro, peningkatan daya saing UMKM, dan penciptaan ekosistem usaha inklusif.
“Kita ingin wajah kota hidup, PKL tertata, UMKM kuat, dan masyarakat sejahtera,” ujar Gus Fawait.
Menurutnya, keberadaan gerobak bukan sekadar alat berdagang, tetapi simbol perjuangan keluarga kecil yang menggantungkan harapan pada roda ekonomi rakyat.
“Di balik rombong sederhana itu ada keluarga yang menaruh harapan. Gerobak Cinta bukan sekadar program bantuan, tapi simbol keadilan ekonomi dan cinta pemerintah kepada rakyatnya,” tegasnya.
Dengan inovasi ini, Pemkab Jember menunjukkan komitmennya membangun ekonomi dari bawah. Program Gerobak Cinta diharapkan menjadi model keberpihakan pemerintah kepada pelaku usaha kecil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah. [geh]


