DPRD Bondowoso, Bhirawa
Dalam upaya swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat, Bulog Bondowoso tetap optimis dapat mencapai target serapan gabah dari petani.
Meski hingga saat ini Perum Bulog Bondowoso baru berhasil menyerap 10 ribu ton gabah petani dari total target 25 ribu ton yang ditetapkan, yang artinya saat ini masih mencapai 45 persen.
Kepala Bulog Bondowoso – Situbondo Hesty Retno Kusumastuti menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya bersinergi melakukan penyerapan secara masif. Meskipun menemukan beberapa dilapangan, seperti penyerapan dari KS (kering sawah) butuh mesin pengering dan curah hujan tinggi berpengaruh terhadap serapan.
“Bulog merupakan perpanjangan Badan Pangan Nasional,”kata Hesty Retno Kusumastuti saat jumpa pers bersama awak media di Aula Bulog setempat, Rabu (30/4) sore kemarin.
Menurutnya, pihaknya bersama pemerintah secara optimal akan memperbaiki apa yang kurang dalam mendukung swasembada pangan. Denga melakukan evaluasi berkala oleh pusat untuk melakukan pengawasan terhadap kendala di lapangan.
“Sampai hari ini hampir semua penggilingan bekerjasama dengan Perum Bulog,” tandasnya.
Dijelaskannya, bahwa hasil koordinasi penyerapan meski belum mencapai target. Namun begitu pihaknya optimis, karena semua penggilingan melakukan penyetoran beras.
Serta akan mengoptimalkan mitra Maklum yang secara pendanaan masih sangat minim.
“Ada kendala jumlah pengeringan namun berupaya mengoptimalkan dengan berkoordinasi sejumlah pihak terutama yang belum bekerjasama dengan Bulog,” jelasnya.
Untuk mencapai target swasembada pangan tersebut, pihaknya membutuhkan sinergi dari berbagai pihak.
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, H. Tohari, S.Ag mengatakan bahwa petani padi merasa sulit menjual hasil panen ke Bulog. Namun hingga saat ini tidak sampai 50 persen terserap oleh Bulog.
“Ada kendala Bulog tidak punya selep, RMU, lantai jemur, dryer. Dan masih bergantung 28 mitra,” ungkapnya.
Untuk itu Tohari menyarankan agar melibatkan mitra-mitra baru agar semakin banyak petani untuk menjual gabah ke Bulog.
Sehingga akan dicarikan solusi untuk memperbanyak mitra yang punya lantai jemur gudang dan mesin giling. “Mudah-mudahan ini bisa ditingkatkan,”jelas Politisi PKB Bondowoso itu.
Di tempat yang sama, Komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani menambahkan, bahwa target penanaman Luas Tambah Tanam (LTT) 103 ribu hektar diharapkan berbanding lurus dengan hasil panen.
Sementara untuk panen raya menyebabkan proses pengeringan kewalahan untuk masuk ke penampungan gudang.
Untuk itu, Kodim mendampingi LTT dan berkomunikasi langsung dengan Poktan dan PPL di lapangan. “Pengering kita gak mampu menampung itu,” kata Achmad Yani.
Menurutnya, Bondowoso berada di peringkat atas terkait luas tambah tanam sekitar 12 ribuan hektar. “Jika melihat potensi daerah, Bondowoso harusnya mampu swasembada pangan dengan harapan petani dapat mencapai kemakmuran sesuai harapan dari pemerintah,”pungkasnya. [san.dre]


