25 C
Sidoarjo
Saturday, October 5, 2024
spot_img

Buku Antologi Cerpen, Antarkan Mahasiswi FIB UB Asal Tuban Ini Lulus Tanpa Skripsi


Kota Malang, Bhirawa
Buku antologi cerita pendek (cerpen) bertajuk ‘Pengantin Singa’ dibedah di kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB), Senin (30/9) kemarin.

Buku kumpulan cerpen karya Fadhilatin Nazilah, mahasiswa jurusan Sastra Cina, angkatan 2020 FIB UB ini dibacakan langsung oleh penulisnya di depan sejumlah audiens, dosen maupun pembedah buku, Sinta Fadilah.

“Setiap penikmat sastra punya pandangan sendiri-sendiri, jadi menurut saya, buku ini arahnya ke kisah fantasi, sederhana tapi mampu menampilkan beragam budaya, seperti budaya cina dan jawab,” ungkap Sinta.

Sarjana Sastra Jepang ini menilai cerita Pengantin Singa sendiri diibaratkan seperti orang makan gado-gado, karena ada fantasi, budaya maupun kuliner.

“Tapi pastinya ini terobosan baru bagi FIB, dimana karya ini telah menjadi skripsi yang sejatinya berawal dari hobi,” tukas dia.

Meski demikian, penulis novel Jalang Malang ini mengapresiasi buku ini dan memberi saran, agar kisah atau buku selanjutnya dari Fadhilatin Nazilah ke depannya tidak terlalu ke arah percintaan.

“Agar nanti ada kebaruan tema, karena apakah percintaan adalah sekrusial itu untuk menjadi sebuah cerita?,” tandasnya.

Sementara itu, dosen FIB UB Padmo Adi, selain memberi kata pengantar di buku ini juga memberi beberapa pertanyaan dan masukan, salah satunya terkait pemilihan latar belakang maupun inspirasi dari penulis yang mengambil kisah fantasi dari luar Indonesia.

Berita Terkait :  Putusan MK Ubah Konstelasi Pilkada

Buku setebal 112 halaman ini terdiri dari lima kisah dengan tema yang beragam, antara lain Pengantin Cina, Murphy, Kisah Gadis Wanua, Bulan si Majapahit dan Kedai Kopi. Sampul bukunya sekilas mengingatkan pada kisah Beauty and The Beast, yakni cerita tentang pasangan putri dengan pangeran berwajah atau berkepala singa yang sudah diangkat ke layar kaca, bahkan animasi layar lebar.

“Tapi inspirasi saya adalah asal usul imlek yang serba merah, dengan tokoh siluman singa di dalamnya,” ungkap Fadhilatin Nazilah.

Menurut perempuan yang akrab disapa Lala ini, kisah fantasi Indonesia kurang pas baginya sehingga jadi tertantang membuat cerita fantasi terinpirasi dari negeri Tiongkok dan Korea Selatan.

Perempuan kelahiran Tuban, 24 tahun silam ini mengaku senang, karena bisa menyelesaikan kuliah tanpa harus membuat skripsi sebagai tugas akhir.

“Menulis saya tekuni sejak dari bangku SD, dan saya juga bersyukur bahwa akhirnya menjadi sebuah tugas yang bisa dibaca luas oleh publik,” ucap alumnus SMA Unggulan BPPT Al Fattah ini.

Di satu sisi, minat Lala di literasi tetap diimbangi dengan konsistensi mengamalkan disiplin ilmunya.

“Kebetulan saya sudah bekerja sebagai ‘mandarin speaker’ pada sebuah perusahaan di Jawa Tengah,” aku anak kedua dari empat bersaudara ini.

Putri pasangan Ny Nursholihah dan M Zaqin ini juga merasa bersyukur atas dukungan orang tua dan keluarganya selama ini. Kumplan cerpen Pengantin Singa ini merupakan buku kedua, karena sebelumnya ia pernah menyumbang tulisan dalam sebuah buku antologi puisi. Tapi Pengantin Singa ini, kata dia menjadi buku solo pertamanya.

Berita Terkait :  Akhirnya, Pilkada Tuban Pecah Telor dan Pecah Kongsi

Ke depan ia ingin mengembangkan kisah Bulan di Majapahit sebagai karya berikutnya. ”Di buku ini ceritanya versi cewek, selanjutnya akan saya tulis untuk versi cowoknya, kalau bisa sih, jadi kisah trilogi,” tandasnya. [mut.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img