Gresik, Bhirawa.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan mengembangkan inovasi semen hijau dan produk turunannya yang ramah lingkungan, sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam menuju industri konstruksi yang berkelanjutan.
Inisiatif pengembangan semen hijau mendapatkan apresiasi positif dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), saat berkunjung di gedung pusat penelitian SIG. Dalam rangka sharing knowledge mengenai aktivitas riset dan inovasi, yang dilakukan perusahaan melalui Departemen Research & Development SIG.
Socia Prihawantoro, peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN menyatakan. Bahwa upaya SIG dalam mengembangkan semen hijau, merupakan langkah strategis yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Pihaknya menilai, bahwa semen hijau menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
“Semen hijau adalah jawaban atas ancaman perubahan iklim dunia, meskipun masyarakat mungkin belum sepenuhnya menyadari pentingnya penggunaan semen hijau. Namun dampaknya terhadap lingkungan dinilai sangat signifikan,” ungkap Socia Prihawantoro.
Socia Prihawantoro menambahkan, dampak negatif dari perubahan iklim. Seperti peningkatan suhu bumi dan naiknya permukaan air laut, mungkin tidak langsung terasa oleh masyarakat. Namun, seiring waktu, efek ini akan semakin dirasakan dan menjadi ancaman serius bagi kelangsungan makhluk hidup.
Sementara Direktur Operasi SIG Reni Wulandari mengatakan, sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terkemuka. SIG menyadari bahwa peran industri semen sangat vital dalam pembangunan infrastruktur, namun juga menyumbang emisi karbon yang cukup signifikan. SIG berkomitmen mengurangi dampak lingkungan dari operasionalnya dengan menghadirkan semen hijau, dirancang untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional (OPC), tanpa mengurangi kualitas dan kekuatan produk.
“Semen hijau yang dikembangkan SIG dirancang, untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional, sehingga tercatat 21% – 38% lebih rendah karbon. Keunggulan inilah yang menjadikan semen hijau SIG, sebagai pilihan tepat untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, termasuk dalam pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengusung konsep berkelanjutan,” kata Reni Wulandari.[kim.ca]