32 C
Sidoarjo
Saturday, December 20, 2025
spot_img

BPBD Jatim Bentuk 40 Destana Agar Kuat Hadapi Bencana

BPBD Jatim, Bhirawa
BPBD Jatim berhasil membentuk 40 Desa Tangguh Bencana (Destana) di akhir Juni 2025. Pembentukan Destana Jatim ini, merupakan upaya BPBD Jatim dalam menguatkan kapasitas dan ketangguhan masyarakat bila sewaktu-waktu terjadi bencana.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, dari target 5.254, hingga 2024 ini jumlah Destana Jatim yang sudah dibentuk sebanyak 1.900. Pembentukan Destana ini dilakukan di Desa dan Kelurahan yang ada di Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Dengan Destana ini, pihaknya berharap adanya pemahaman masyarakat akan potensi dan ancaman bencana. Kemudian juga bagaimana langkah-langkah antisipasi masyarakat apabila terjadi bencana, serta bagaimana pemulihan pasca bencana.

“Itu semua sudah dipahami oleh masyarakat (yang sudah terbentuk Destana, red) dan bisa menjadi upaya meminimalisir korban maupun kerusakan yang lebih dari kejadian tersebut,” kata Gatot Soebroto, Selasa (24/6).

Pembentukan Destana ini, juga melihat kondisi di lapangan banyak Desa-Desa yang sebelumnya tidak masuk daerah rawan ataupun risiko tinggi. Tetapi karena kondisi di lapangan terjadi bencana dan adanya perubahan kondisi lapangan, sehingga targetnya menjadi banyak.

Gatot mencontohkan, ada beberapa wilayah di Trenggalek yang dulu tidak pernah terjadi longsor, akhirnya terjadi longsor. Sehingga kita tingkatkan ke risiko tinggi. Lalu ada wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terjadi banjir, pada tahun-tahun terakhir ini terkena banjir, dan perlu ditingkatkan jumlah wilayah Destananya.

Berita Terkait :  Gelar Wealth Xpo 2025, CIMB Niaga Dampingi Nasabah Raih Tujuan Finansial

“Hampir semua wilayah Jawa Timur memiliki potensi ancaman bencana dari 14 kategori ancaman bencana yang ada. Tetapi kalau melihat banyaknya, jenis bencana rata-rata berada di wilayah pesisir Selatan,” jelasnya.

Bahkan wilayah aselatan ini ada gunung api. Kemudian ada juga pantai yang punya potensi tsunami, serta beberapa area yang punya potensi likuifaksi. Inilah beberapa wilayah di Selatan yang rentan terhadap bencana.

Seperti kejadian bencana longsor di Trenggalek, padahal kalau melihat area tersebut sebenarnya kan hijau juga bukit-bukitnya, sehingga tidak mungkin terjadi potensi longsor. Tetapi secara tiba-tiba karena hujan deras tinggi dan kondisi tanah di lokasi tersebut labil, sehingga bisa terjadi longsor.

“Inilah contoh area yang awalnya tidak menjadi perhatian dari kejadian bencana longsor, tiba-tiba ada longsor dan mengakibatkan penambahan titik daerah bencana,” pungkasnya. [bed.kt]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru