Surabaya, Bhirawa
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya, H.M. Ali Affandi L.N.M. didampingi sejumlah pengurus melakukan kunjungan ke kantor Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota Surabaya dan ditemui langsung oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono beserta jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak membahas tentang berbagai problem dan potensi kota Surabaya yang bisa dikembangkan, khususnya di sektor ekonomi.
Mas Andi, panggilan akrab H. M. Ali Affandi L.N.M. mengungkapkan PDI Perjuangan sebagai partai dengan jumlah kursi legislatif terbanyak di kota Surabaya merupakan mitra strategis. Sehingga ke depan, ia berharap kolaborasi antara PDIP dengan pengusaha bisa terus dijaga. “Kami di sini berharap ke depan ada kolaborasi antara pembuat kebijakan dengan pengusaha,” terangnya, Senin (24/6).
Menurut Mas Andi, ada tiga program yang telah dirumuskan Kadin Surabaya bisa dikolaborasikan dengan partai terbesar di Surabaya ini. Pertama adalah pengembangan UMKM karena konsentrasi saat ini adalah menyelamatkan mereka.
“Pasca-Covid kemarin melakukan recovery UMKM sangat susah, sehingga ketika ada kolaborasi dengan pemangku kepentingan akan lebih mudah menyelesaikan bersama-sama. Apalagi selama 5 tahun kepemimpinan Pak Awi sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya sangat terbuka dengan pengusaha. Karena Kadin menaungi UMKM sampai pengusaha besar,” jelasnya.
Program kedua adalah peningkatan investasi daerah. Kadin Surabaya berharap dalam beberapa waktu ke depan banyak investor yang masuk tetapi dengan tetap menjaga kepentingan Surabaya. “Kadin berharap ada masukan dari PDI P, harapannya seperti apa, sehingga Kadin bisa mentransformasikan dalam mencari dan bisa memilih investor,” kata Mas Andi.
Ketiga, program kewirausahaan atau entrepreneur, khususnya untuk pemuda. Mas Andi memahami bahwa saat ini kader PDIP di Surabaya sangat banyak dan tantangan ke depan adalah bonus demografi. Jika para stakeholder tidak mendidik mereka dan tidak ada program yang tepat, maka bonus ini dikhawatirkan berubah menjadi bencana.
“Harapan kami ke depan, ada program yang tepat sasaran untuk pemuda. Kadin siap mengadvokasi dan melatih. Kami ingin bekerja lebih dekat dengan grass root yang dimiliki partai, utamanya partai terbesar di Surabaya,” paparnya.
Selain itu, Mas Andi menegaskan, Kadin sebagai rumah pengusaha akan tetap menjaga kredibilitas, komitmen, dan nama baik Surabaya, terutama masing-masing institusi. Apalagi sejauh ini tidak ada dinamika yang luar biasa di kota pahlawan.
“Dengan adanya kondusivitas ini menunjukkan bahwa kita bisa berkolaborasi. Sejumlah potensi ekonomi yang dimiliki Surabaya harus terus digali dan lebih dieksplorasi, termasuk sektor pariwisata dan peningkatan SDM melalui program revitalisasi pendidikan vokasi yang dicanangkan oleh presiden Jokowi,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Adi Sutarwijono menyambut gembira atas keinginan tersebut. Ia mengatakan bahwa PDI Perjuangan sebagai partai terbesar juga ingin menerima masukan dari Kadin untuk pengembangan kota Surabaya ke depan.
Cak Awi, panggilan akrab Adi Sutarwijono menegaskan, membangun kota Surabaya yang sangat majemuk tidak bisa sendirian, harus melibatkan seluruh stakeholder. PDI Perjuangan sangat memahami sejak awal sehingga selalu melakukan sinergi dengan seluruh stakeholder.
“Pokoknya saya senang. Sebenarnya bertemu dengan mas Andi di DPRD beberapa kali untuk melakukan audiensi, tetapi di DPC baru pertama kali. Saya prinsipnya setuju. Untuk urusan vokasi dan UMKM juga begitu,” kata Cak Awi yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Surabaya berkomitmen penuh untuk menekan angka pengangguran. Tetapi data menunjukkan, ada banyak lulusan SMK yang menganggur. Ia juga sudah melakukan koordinasi dengan Pemkot Surabaya agar jangan sampai lulusan SMK menganggur.
“Mulai era sekarang, bursa kerja kita dorong di level kecamatan dan kelurahan. Ini untuk menyiasati jika anggaran untuk advokasi mereka itu terhambat. Karena ini adalah persoalan krusial agar tidak ada lagi penganggaran,” tambahnya.
Cak Awi juga membenarkan bahwa saat ini, ada banyak pemuda yang terjun menjadi wirausaha atau UMKM. Ini menjadi peluang bagi lulusan UMKM untuk mengembangkan bakat kewirausahaan mereka.
“Sekarang UMKM dijalankan anak muda. Saya lihat lulusan SMK buka kopi, catering. Jika anggaran dialokasikan untuk pendampingan bagi UMKM, ini lebih konkret. Juga industri kreatif, harus dikembangkan karena potensinya di Surabaya juga cukup besar,” katanya.
Untuk itu, Cak Awi berharap ada pertemuan lanjutan yang mempertemukan Pemkot, Kadin, dan seluruh perwakilan partai agar apa yang menjadi kendala bisa terurai. “Berharap ada forum ekonomi yang mempertemukan seluruh stakeholder yang digagas Kadin Surabaya. Dan saya juga berharap diskusi ini akan menghasilkan sesuatu yang konkret untuk dijalankan bersama. Karena membangun Surabaya tidak bisa sendirian,” pungkas Cak Awi. [riq.wwn]