Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu berkomitnen menjadikan koperasi bukan sekadar wadah penyedia simpan pinjam bagi warga. Tetetapi koperasi harus mejadi pusat kebersamaan, solidaritas, dan pemberdayaan perekonomian warga. Komitmen ini menjadi penyemangat dalam mengoptimalkan pemanfaatan Koperasi Merah Putih (KMP) yang salah satunya telah tersedia di Kelurahan Dadaprejo.
KMP Dadaprejo kini mulai aktif menyediakan bahan kebutuhan pokok murah, dan telah menampung produk – produk UMKM. “Seluruh KMP yang ada di Kota Batu diharapkan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi kerakyatan. Dan semangat gotong-royong yang ada harus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata,” ujar Heli Suyanto, Wakil Wali Kota Batu, Kamis (28/8).
Di Kota Batu, katanya, koperasi memiliki peran penting dalam meningkatkan akses permodalan, mengurangi ketergantungan pada rentenir, serta menciptakan peluang usaha baru khususnya UMKM. Untuk itu pemkot berkomitmen memberikan dukungan berupa pembinaan, pelatihan manajemen koperasi, dan sinergi program pemberdayaan ekonomi rakyat.
Saat mengunjungi KMP Dadaprejo, Heli mengingatkan bahwa keberhasilan koperasi bergantung pada komitmen, kejujuran, dan profesionalitas pengurus serta anggota. “Koperasi akan maju bila dikelola dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Modal dan fasilitas hanyalah penunjang, dan yang utama adalah semangat kebersamaan,” pesan Heli.
Ia menegaskan bahwa Kota Batu merupakan daerah yang kaya akan potensi pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Karena itu ia sangat mengapresiasi ketika KMP Dadaprejo saat ini telah memiliki gerai untuk menjajakan produk- produk UMKM yang ada di kelurahan ini.
Keberadaan koperasi dibutuhkan sebagai jembatan untuk mengolah potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi nyata. Dan KMP Dadaprejo diharapkan bisa menjadi contoh baik bagi kelurahan lainnya dalam membangun kemandirian ekonomi berkelanjutan.
Selama ini, lanjut Heli, Pemkot Batu telah menyiapkan kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini terutama untuk menggerakkan sektor pertanian berbasis inovasi, florikultura, dan UMKM kreatif.
Florikultura merupakan cabang ilmu hortikultura yang berfokus pada budidaya dan pengelolaan tanaman hias, terutama tanaman berbunga, untuk tujuan estetika dan komersial. Dengan memberdayakan potensi kekayaan SDA dan SDM yang dimiliki, diharapkan Kota Batu bisa menjadi contoh kota yang tumbuh dari kolaborasi, kreativitas, dan keberlanjutan. Pengembangan fortikultura ini mencakup berbagai aspek. Di antaranya, apsek produksi, perbanyakan, pemeliharaan, dan pemasaran tanaman hias, bunga potong, dan jenis tanaman berbunga lainnya.
Diketahui, saat ini di Kota Batu telah terbentuk 24 Kopersi Merah Putih (KMP) sesuai jumlah dasa/ kelurahan yang ada. Dengan tersedianya KMP di setiap desa/ kelurahan, Heli menekankan pentingnya kolaborasi antar-SKPD di Kota Batu untuk memastikan program-program pemkot dapat diakses seluruh lapisan masyarakat dengan mudah. “Kita harus memastikan bahwa setiap prosedur dibuat se-efisien mungkin. Masyarakat tidak boleh menunggu terlalu lama hanya karena proses yang berbelit-belit,” tegas Heli.
Dan dengan telah terbentuknya 24 KMP di Kota Batu, pemkot berkomitmen menjadikan tata kelola pemerintahan menjadi lebih akuntabel dan responsif. Jangan sampai terbentuknya KMP hanya menjadi formalitas administratif atau pelengkap laporan, namun harus bisa menjadi sarana atau alat perjuangan masyarakat pedesaan/ kelurahan dalam membangun kemandirian ekonomi.[nas.ca]


