31 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Belajar di Tengah Keterbatasan, Keteguhan Anak-Anak Koripan Menggapai Pendidikan

Sekolah Terpencil, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Silahul Muslimin

Oleh:
Achmad Basir, Kab Bojonegoro

Suara riuh anak-anak terdengar dari sebuah bangunan kecil di sudut Dusun Koripan, Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.

Dari kejauhan, bangunan itu lebih mirip rumah singgah ketimbang sekolah. Dindingnya terbuat dari papan kayu yang mulai keropos, lantainya tanah, dan ruangannya disekat menjadi tiga bilik sederhana. Namun di tempat inilah, puluhan anak menggantungkan masa depan mereka.

Bangunan itu adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Silahul Muslimin, sekolah swadaya yang lahir dari kegelisahan warga setempat.

“Karena jarak sekolah yang ada dari Desa Napir yang menjadi induk Dusun Koripan ini tergolong jauh, akhirnya masyarakat punya antusias untuk mengadakan pembelajaran di sini,” ujar Imam, Kepala MI Silahul Muslimin, kemarin (28/11).

Dusun Koripan bukanlah wilayah yang mudah dijangkau. Terletak di gugusan Pegunungan Kendeng yang berbukit-bukit, akses menuju dusun ini kerap menyulitkan warga. Ruas jalan berupa tanah berbatu yang rusak, ditambah sebuah sungai tanpa jembatan, menjadi penghalang utama bagi anak-anak yang ingin bersekolah ke dusun lain.

Saat musim hujan tiba, sungai itu semakin ganas, meluap dan memutus akses warga.

“Kalau banjir, anak-anak tidak bisa ke sekolah. Kondisi itu sering sekali terjadi,” jelas Imam.

Kesulitan itulah yang akhirnya mendorong masyarakat membangun sekolah sendiri. Lewat gotong royong dan swadaya, mereka mendirikan bangunan seadanya di atas sebidang tanah wakaf dari salah seorang warga.

Berita Terkait :  Tiga Desa di Jombang Dilanda Banjir, 950 Rumah Terdampak

“Ini murni dari masyarakat. Ada yang mewakafkan tanahnya, ada yang menyumbang kayu, ada yang membantu tenaga. Semuanya agar anak-anak di sini tetap bisa sekolah,” tambahnya.

Saat ini, MI Silahul Muslimin memiliki 51 siswa dan diajar oleh 4 guru yang juga merangkap sebagai tenaga administrasi. Karena keterbatasan ruang, sebagian siswa belajar di bangunan sekolah yang baru dibangun secara swadaya, sementara sebagian lagi belajar di Madrasah Diniyah (Madin) di lokasi terpisah.

“Yang belajar di bangunan baru ada 16 siswa. Kelas 3 ada 9 anak, kelas 2 ada 4, dan kelas 1 ada 3 anak,” tutur Imam.

Kursi dan meja pun sangat terbatas beberapa siswa harus berbagi, sementara lainnya belajar tanpa meja.

Meski bangunan tak beratap plafon dan dindingnya berlubang di sana-sini, Imam memastikan kegiatan belajar tetap berjalan.

“Insyaallah kalau hujan tetap aman. Harapannya fasilitas pendidikan di Dusun Koripan bisa ditingkatkan, agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan tenang.” ujarnya.

Di balik semangat para guru dan anak-anak Koripan, terpampang ironi besar. Bojonegoro selama ini dikenal sebagai salah satu daerah kaya penghasil minyak dan gas. Namun, kondisi pendidikan di wilayah pinggiran seperti Dusun Koripan masih jauh dari layak.

Desa Napis sebenarnya memiliki enam lembaga pendidikan tingkat dasar. Tetapi jarak antar dusun yang berjauhan dan kondisi geografisnya yang berat membuat sebagian warga tetap terisolasi. Koripan adalah salah satu dusun yang merasakan langsung jurang ketimpangan itu.

Berita Terkait :  Terima B1-KWK dari Partai Golkar, Eri Cahyadi: Tidak ada Syarat Khusus dan Tidak Bermahar

Di bilik kecil berlantai tanah itu, anak-anak menulis huruf demi huruf dengan penuh semangat. Mereka tertawa, bernyanyi, menjawab pertanyaan guru tanpa ragu seakan dinding rapuh dan tiang kayu yang miring bukanlah halangan bagi mimpi mereka.

Bagi warga Koripan, sekolah sederhana ini bukan sekadar bangunan. Ia adalah simbol keteguhan, harapan, dan perjuangan untuk tidak menyerah pada keterbatasan.

“Yang penting anak-anak tetap bisa belajar,” kata Imam. “Kami hanya ingin mereka punya kesempatan yang sama seperti anak-anak lainnya.” tandasnya.

Di tengah segala kekurangan, MI Silahul Muslimin berdiri sebagai pengingat bahwa akses pendidikan bukan hanya soal bangunan megah atau fasilitas lengkap tetapi tentang mereka yang siap berjuang agar setiap anak bisa memperoleh haknya. [bas.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru