Pemprov, Bhirawa
Dinas Sosial (Dinsos) Jatim melalui Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) melakukan pembebasan pada enam orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) korban pasung di Kabupaten Blitar.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Muchammad Arif Ardiansyah SSTP MSi melalui Sub Koor Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Ronny Gunawan MAP menjelaskan, Kabupaten Blitar memiliki jumlah korban pasung tertinggi keempat di Jatim. Berdasarkan data aplikasi e-Pasung milik Dinsos Jatim, jumlahnya mencapai 20 ODGJ.
“Ternyata di Kabupaten Blitar ini masih banyak ODGJ yang dipasung. Jadi, tolong untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar bisa sama-sama membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Tidak harus menunggu program bebas pasung dari Dinsos Jatim saja. Kami bisa diinformasikan, jika ada pembebasan untuk membantu memberikan tindak lanjut,” katanya.
Pada kesempatan kali ini, Dinsos Jatim melakukan pembebasan pada enam ODGJ. Sehingga kini menyisakan 14 korban pasung di Kabupaten Blitar. Mereka berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Blitar, yakni Kecamatan Bakung, Nglegok, Ponggok, Selorejo, dan Srengat.
Masing-masing ODGJ memiliki kondisi yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan dari keenam ODGJ dinyatakan kerap kali berperilaku kasar dan agresif.
Seperti S, ODGJ yang dipasung oleh keluarga di dalam ruangan serta dirantai. Secara kondisi fisik, S tampak normal namun, ia kerap kali berteriak dan berperilaku meresahkan. Ia juga pernah menerima rehabilitasi medis di Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Wediodiningrat (RSJRW) Lawang. Sayangnya, S enggan mengonsumsi obat dan tidak rutin menerima injeksi.
“Pasca bebas pasung ini, keenam korban pasung akan menerima rehabilitasi medis di RSJ Menur. Setelah dari RSJ Menur, kita akan berusaha untuk membantu rehabilitasi sosial di Balai/UPT (Unit Pelaksana Teknis), sehingga mereka bisa melayani diri sendiri dan lingkungan,” jelas Ronny.
Setelah mendapat perawatan medis selama satu minggu, para korban pasung bisa menerima kunjungan dari keluarganya. Ronny memaparkan, peran pihak keluarga dalam proses rehabilitasi ODGJ adalah hal paling penting.
“Kami juga membutuhkan dukungan dari pihak keluarga dan masyarakat sekitar. Karena tanpa dukungan keluarga, mustahil kita bisa berhasil,” ungkapnya.
Kehadiran keluarga bermanfaat pula untuk kelengkapan informasi yang dibutuhkan ketika ODGJ menerima rehabilitasi sosial. Tak hanya keluarga, dukungan masyarakat sekitar dan pihak pemerintah desa setempat juga dibutuhkan. [rac.gat]