Dindik Jatim, Bhirawa
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai lantik dan ambil sumpah 42 kepala SMA/SMK dan SLB dilingkungan pendidikan di Jawa Timur. Pengukuhan ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Nomor 800/5760/204/2024 tentang Pengangkatan Guru sebagai Kepala Sekolah. Mereka yang dikukuhkan ini merupakan berasal dari guru penggerak yang masuk dalam promosi mutasi kepala sekolah.
“Mereka yang dilantik ini telah membuktikan dirinya atas prestasi, dedikasi dan kinerja sebagai guru penggerak kemudian naik menjadi promosi kepala sekolah,” ujarnya, Rabu (4/12).
Dalam memacu kinerja para kepala sekolah baru ini, Aries sudah mencanangkan program Inovasi Pendidikan pada tahun 2025. Program ini diperuntukkan bagi seluruh kepala sekolah maupun kepala cabang Dindik Jatim Wilayah. Ia sudah mewanti – wanti agar di satuan pendidikan untuk menghasilkan inovasi untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Tidak ada satupun dari lingkungan Dindik yang tidak ada inovasi. Siapkan inovasinya untuk tahun 2025. Tidak ada kata tidak bisa. Karena nanti akan saya minta bidang GTK untuk mendata inovasi yang dimiliki satuan pendidikan dibawah lingkungan Dindik. Kita harus menunjukkan tidak hanya inovasi untuk pengembangan anak-anak saja. Tapi bagaimana inovasi menyentuh peningkatan SDM,” tegasnya.
Inovasi yang dimaksud Pj Wali Kota Batu ini, bukan dalam rangka meningkatkan anggaran. Tapi secara efektif dan efesien bisa memunculkan inovasi. Bagaimana mengelola sarana prasarana, mengelola manajerial satuan pendidikan ini harus berinovasi. Supaya ada penyegaran dalam satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Dikatakan Aries, meski guru penggerak tidak menjalani proses diklat kepala sekolah. Namun, kapasitas dan kualitas mereka tidak bisa diragukan. Pasalnya, program guru penggerak dinilai Aries, mampu mencetak guru berprestasi dan inovatif yang telah mengikuti pendidikan selama 6 bulan.
“Guru penggerak ini mereka juga menerima pendidikan secara manajerial, dan pengelolaan satuan Pendidikan dengan metode kepemimpinan ini ada dalam kurikulum guru penggerak. Jadi memang tidak bisa diragukan lagi kualitasnya,” terangnya.
Sementara itu, ditambahkan Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dindik Jatim, Ety Prawesti sebelum dilantik sebagai kepala sekolah para guru penggerak ini telah mengikuti berbagai proses dan tahapan dalam peningkatan kompetensi, seperti keuangan manajerial, etikat birokrasi, hingga profiling yang digelar Dindik Jatim.
Nantinya, para sekolah yang baru dilantik penempatan akan disesuaikan dengan domisili masing-masing. Hanya saja, mereka akan diminta untuk memimpin di satuan pendidikan yang berapa di pinggir kota.
“Tidak di sekolah besar dulu, tapi kita tempatkan di sekolah pinggiran dulu. Sebagai latihan mereka dalam memimpin manajerial. Kita akan lihat selama proses kepemimpinan itu baik dari prestasi maupun kinerjanya,” tuturnya.
Disebutkan Ety, jumlah 42 kepala sekolah yang baru dilantik ini untuk mengisi sebagian kekosongan kepala sekolah di beberapa satuan Pendidikan. Jumlah kekosongan kepala sekolah ini masih fluktuatif. Sebab, ditahun 2025 mendatang masih akan ada posisi kepala sekolah yang kosong. Baik karena pensiun.
“Kita masih ada banyak jumlah guru penggerak. Ada seribu lebih kita punya. Mudah-mudahan jumlah ini mencukupi jika kita kekurangn posisi kepala sekolah,” tandasnya.
Sebagai informasi, Dindik Jatim melantik 42 kepala sekolah baru, Rabu (4/12). Jumlah ini untuk mengisi kekosongan kepala sekolah di berbagai satuan pendidikan di wilayah Bojonegoro, Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Lumajang, Magetan, Malang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Probolinggo, Sampang, Sumenep, Situbondo, Tulungagung, Blitar, Surabaya. [ina.fen]
