25 C
Sidoarjo
Wednesday, March 19, 2025
spot_img

Banjir Mulai Surut, Petani Jombang Gagal Panen Didata

Jombang, Bhirawa.
Banjir juga merendam area persawahan milik petani di sejumlah titik di Kabupaten Jombang mulai surut. Hal ini seperti yang ada di Desa Kedungmlati dan Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Kamis (30/1). Hingga kini Dinas Pertanian Kabupaten Jombang saat ini masih melakukan pendataan tanaman petani yang mati akibat banjir.

”Kondisi saat ini sejumlah lahan pertanian yang terendam banjir mulai surut, tapi juga masih ada yang terendam,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Moch Rony.

Dia merinci, seperti di area persawahan di Dusun Balongsono, Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang yang sebelumnya seluas 30 hektar terendam banjir, kini sudah mulai surut.

”Hari ini sudah mulai surut. Sudah terlihat tanamannya,” kata dia.

Moch Rony menjelaskan, sawah yang terendam banjir di Dusun Balongsono disebabkan pintu dam Yani tertutup, dan setelah pintunya sudah terbuka dua, airnya menjadi lancar. Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mencatat, banjir merendam 530 hektar areal pertanian dengan kondisi terparah di Kecamatan Kesamben yang mencapai 427 hektar. Di Kecamatan Kesamben ini bahkan petani harus berulangkali mengganti tanaman lantaran tanamannya mati akibat terendam banjir berhari-hari.

”Memang kondisi paling parah di Kecamatan Kesamben,” tandas dia.

Rony menerangkan, dari total 530 hektar sawah yang terendam, seluas 427 hektar lahan pertanian di Kecamatan Kesamben, 23 hektar di Kecamatan Bandarkedungmulyo, 25 hektar di Kecamatan Megaluh, dan seluas 40 hektar di Kecamatan Sumobito. Di Kecamatan Ngoro ada 2,5 hektar, 5 hektar di Peterongan dan 8 hektar di Tembelang.

Berita Terkait :  PKB Usung Adi Wibowo-Nawawi di Pilwali Pasuruan

”Dari ratusan hektar sawah yang tergenang, ada sekitar 15 hektar sawah yang mengalami puso. Kurang lebih 15,5 hektar yang puso. 15 hektar di Kecamatan Megaluh dan 0,5 hektar di Kecamatan Ngoro,” ungkap dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah areal tanaman Padi di beberapa titik di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang terendam banjir beberapa waktu yang lalu.

Di Desa Kedungmlati misalnya, sekitar 16 hektar tanaman Padi terendam banjir. Petani di desa tersebut terpaksa menanam hingga 3 kali, karena setiap tanam kemudian banjir datang dan tanaman Padinya mati.

”Ini sudah 3 kali tanam. Tanam pertama banjir bulan 12 (Desember 2024), tanam kedua bulan 1 (Januari 2025), tanam ketiga tanggal 20 ini,” tutur petani setempat, Hari Purnomo, Kamis (23/1) yang lalu.

Demikian pula dengan petani di Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang yang bernasib sama. ”Ini sudah 2 kali tanam, banjirnya 4 kali. Yang tanam awal bulan 11 (November 2024), Yang terakhir ini sudah 1 minggu terendam air,” ungkap Sleman, petani Dusun Kandangan, Desa Carangrejo.

Petani dan kepala desa di tiga desa di Kecamatan Kesamben yakni Desa Pojok rejo, Desa Podoroto, dan Desa Kedungmlati bahkan harus membersihkan sungai Afvoer Watudakon yang merupakan penyebab banjir.

”Ini swadaya petani, inisiatif petani dan perangkat desa,” kata Kepala Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kebupaten Jombang, Nursan, Rabu (29/1) kemarin. [rif.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru