27 C
Sidoarjo
Wednesday, December 18, 2024
spot_img

Bahtsul Masail Nasional di Tebuireng Jombang Bakal Bahas Bullying – Stunting


Jombang, Bhirawa
Bullying dan stunting akan menjadi dua dari lima topik pembahasan Bahtsul Masail Nasional di Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari, Pesantren Tebuireng, Jombang, pada tanggal 19 – 20 Desember 2024, dalam rangka haul Ke-15 Gus Dur.

“Peserta Bahtsul Masail Nasional adalah santri yang menjadi delegasi dari pondok pesantren terundang berskala nasional, serta mahasantri Mahad Aly terundang,” kata Sekretaris LBM PWNU Jatim Dr KH Ahmad Roziqi Lc MHi, di Jombang, Senin (09/12).

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim asal Jombang ini menjelaskan, Bahtsul Masail Nasional itu juga dirangkai dengan bedah majalah edisi khusus Gus Dur di Aula KH Yusuf Hasyim pada tanggal 20 Desember 2024 pagi, lalu ISHARI di Masjid Ulil Albab pada tanggal 21 Desember 2024 malam.

“Agenda haul ke-15 Gus Dur lainnya adalah khotmul Qur’an di maqbarah masyayikh tanggal 22 pagi, dan pembacaan maulid nabi yang disambung dengan pengajian akbar di halaman pesantren tanggal 22 malam,” kata Kiai Ahmad Roziqi yang juga salah satu perumus Bahtsul Masail Nasional itu.

Khusus Bahtsul Masail, ulama Mushahih dan perumus adalah KH Muhlis Dimyathi (Mushahih/LBM PWNU Jatim/Jombang), KH Muhibbul Aman Aly (Rois Syuriah PBNU/Mushahih LBM PBNU/Pasuruan), Kiai Mahfuz Aly Amari Sya’rani (perumus/Jombang), Kiai Shofiyul Muhibbin (perumus/Pasuruan/ Ketua MUI-Fatwa Pasuruan) dan Gus Arif Ridlwan Akbar (perumus/Kediri).

Berita Terkait :  Sukses Energize Rekonduktoring SUTT 150 KV, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Jelang Pilkada

Menurut Kiai Rozoqo, permasalahan yang dibahas dalam Bahtsul Masail adalah bullying di bangku sekolah, stunting akibat pernikahan dini, kegiatan berkedok proposal, polemik pernyataan Cawagub Suswono penista agama, dan Tangerang mencekam akibat diamuk massa setelah truk tabrak bocah.

“Akhir – akhir ini, perundungan di lapangan kerja maupun di bangku sekolah mengalami peningkatan yang signifikan dari 30 kasus pada tahun 2023 menjadi 293 kasus pada tahun 2024, baik sifatnya kekerasan seksual, perundungan secara fisik maupun verbal,” katanya.

Pesantren yang digaung-gaungkan sebagai lembaga pengasuhan moral pun tidak luput dari kasus bullying. Di pesantren sendiri, terutama pesantren – pesantren yang masih kental dengan senioritas, sering kali terjadi perundungan dan perpeloncoan dari kakak kelas kepada adik kelas. Mulai dari sebatas verbal, sampai pada perundungan fisik. Akhir-akhir ini juga banyak media yang memberitakan para guru yang dilaporkan ke polisi karena dianggap melakukan kekerasan fisik, padahal guru hanya mencubit muridnya untuk saja.

Mereka dipidanakan dengan UU Perlindungan Anak. Guru semakin dilema antara tanggung jawab mendisiplinkan murid dan bayang – bayang dipidanakan.

“Nanti, kami akan membahas, bagaimana hukum pengurus yang menormalisasi perundungan yang terjadi kepada para santri ?. Apakah dia juga ikut bertanggung jawab apabila perundungan tersebut berakhir kepada kematian ?,” katanya, mengutip sebagian materi pembahasan.

Sementara itu, Wakil Ketua PWNU Jatim yang membidangi RMI (Robitoh Ma’ahid Islamiyah/Asosiasi Pesantren NU), KH Taufiq Hasyim berharap, RMI Jatim sigap dalam menghadapi isu-isu negatif terhadap pesantren, termasuk framing media yang berpotensi memperburuk citra pesantren dan kasus-kasus bullying santri.

Berita Terkait :  Dua Bacabup Kabupaten Malang Jalur PDIP Belum dapat Kepastian Rekomendasi

“Dalam halaqoh pesantren ramah santri yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim pada Hari Santri yang lalu, banyak pihak yang mengeluhkan masih maraknya kasus perundungan santri, yang dikhawatirkan akan menurunkan animo masyarakat dalam memondokkan anaknya ke pesantren. RMI ke depan perlu merumuskan program strategis dalam mengatasi hal ini,” bebernya.

Apalagi, lahirnya UU Pesantren Nomor 18 Tahun 2018 juga membuka peluang lebar bagi pesantren untuk mengembangkan pendidikan dan peran sosial keagamaannya di masyarakat, sehingga menjadi garansi bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara sekuler dengan posisi pesantren sebagai garda terdepan.

Hal itu juga didukung jajaran Lembaga Ta’lif wan Nasyr PWNU Jatim, yang siap menggelar Pameran Kitab Digital karya Syaikhona Kholil Bangkalan, Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, Syaikh Muhammad Usman Al-Ishaqi dan naskah-naskah kuno pesantren dalam format digital lainnya di Studio LTN NU Jawa Timur pada 10 Desember 2024 pukul 09.00 – 17.00 WIB.

“Pameran ini merupakan kegiatan perdana yang diselenggarakan oleh PW LTN NU Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur dalam rangka peresmian Studio LTN NU Jawa Timur yang dilakukan oleh Ketua PWNU Jatim KH Kikin A Hakim. Misi kami mengenalkan kegiatan dan layanan NU ke publik/eksternal, khususnya pesantren,” kata Ketua LTN PWNU Jatim, H Helmy M Noor. [rif.fen]

Berita Terkait :  Plt Wali Kota Pasuruan Sebut Peran Guru Bentuk Masa Depan Anak Bangsa

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img