Tulungagung, Bhirawa
Selama Operasi Ketupat Semeru 2025 di Tulungagung terjadi peningkatan kejadian kecelakaan lalu lintas (lakalantas) dibanding tahun 2024. Saat ini tercatat kejadian lakalantas sebanyak 19 kejadian. Meningkat satu kejadian dari tahun lalu yang sejumlah 18 kejadian.
“Dalam Operasi Ketupat Semeru 2025 mulai tanggal 23 Maret sampai tanggal 8 April 2025 kejadian lakalantas di Tulungagung mengalami kenaikan dari tahun lalu. Saat arus mudik dan balik lebaran saat ini terjadi 19 kejadian,” ujar Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP Muhammad Taufik Nabila, Rabu (9/4).
Menurut dia, kenaikan jumlah lakalantas itu juga diikuti dengan kenaikan jumlah korban lakalantas yang meninggal dunia. ”Kalau di tahun 2024 yang meninggal dunia sebanyak dua jiwa, di Opersai Ketupat Semeru 2025 yang meninggal dunia meningkat menjadi empat jiwa dan 46 orang luka ringan,” sambungnya.
Perwira pertama polisi asal Jakarta ini mengakui faktor meningkatnya jumlah kejadian lakalantas dan korban meninggal dunia karena faktor padatnya pemudik yang menuju Kabupaten Tulungagung. Akibatnya, sejumlah lakalantas terjadi di wilayah Kota Tulungagung.
“Memang faktor utama ramainya pemudik yang menuju ke Tulungagung. Terjad kecelakana di daerah kota,” paparnya.
Kasatlantas Muhammad Taufik Nabila selanjutnya membeberkan meski terjadi lonjakan arus mudik dan balik lebaran, namun Operasi Ketupat Semeru 2025 di Tulungagung berjalan lancar.
“Di Tulungagung ada lima titik trouble spot, tetapi semua dapat di atasi dengan rekayasa lalu lintas,” ucapnya. Kelima titik trouble spot arus lalu lintas tersebut masing-masing di Simpang Tiga Jalur Lintas Selatan (JLS), Simpang Tiga Bandung, Simpang Tiga Jetakan, Simpang Empat Cuwiri dan Simpang Tga Ngantru.
“Kepadatan arus lalu lintas di JLS terjadi karena banyak warga yang berwisata di Pantai Gemah. Selain juga ada yang dari tempat wisata di Trenggalek. Bahkan Simpang Tiga Bandung sampai terjadi kemacetan pada hari Kamis (3/4) dan Jumat (4/4),” paparnya lagi.
Kasatlantas Muhammad Taufik Nabila mengungkapkan jika terjadi fenomena yang berbeda terkait kepadatan arus lalu lintas dari Trenggalek menuju Kediri via Tulungagung dibanding tahun 2024. ”Sekarang pengendara banyak melalui Simpang Tiga Jetakan dan Simpang Empat Cuwiri kemudian menuju Ngantru. Mereka menghindari jalur Lembu Peteng dan Kota Tulungagung,” tuturnya.
Dan sejak hari terakhir pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2025 pada Selasa (8/4) lkemarin situasi arus lalu lintas di Tulungagung kembali normal. ”Per tanggal 8 April 2025 sudah kembali normal semua,” tandasnya. [wed.fen]


