Arif Firmanto
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan pada tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan turun dari 17,78 persen menjadi 17,02 persen, atau berkurang sekitar 7.900 jiwa.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto, menyampaikan, penurunan angka kemiskinan tersebut merupakan hasil dari kerja sejumlah perangkat daerah serta penguatan program ekonomi berbasis desa.
“Upaya penanggulangan kemiskinan tidak hanya melalui bantuan sosial, tapi juga dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat agar dapat mandiri,” kata Arif Firmanto, Kamis (30/10).
Menurutnya, strategi penurunan angka kemiskinan di Sumenep sejalan dengan kebijakan nasional, di antaranya mengurangi beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan, serta mengurangi kantong-kantong kemiskinan pada wilayah pedesaan.
“Penurunan angka kemiskinan ini kali lakukan dengan cara optimalisasi kerja bareng antar OPD, bahkan hingga desa-desa,” ujarnya.
Ia menuturkan, pihaknya juga telah memperkuat peran ekonomi desa melalui optimalisasi Dana Desa (DD) dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sebagian alokasi DD diarahkan untuk program ketahanan pangan dan usaha produktif agar masyarakat memiliki sumber ekonomi jangka panjang.
Selain itu, program padat karya infrastruktur terus digencarkan untuk menyerap tenaga kerja lokal serta membuka akses wilayah terpencil, termasuk di daerah kepulauan.
“Upaya tersebut juga didukung melalui pelatihan keterampilan, pengembangan sektor pertanian dan perikanan, serta pelaksanaan job fair untuk memperluas peluang kerja,” paparnya.
Arif menegaskan, Pemerintah daerah juga menargetkan agar penurunan angka kemiskinan tidak hanya terlihat secara statistik, tetapi juga berdampak pada peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap strategi terpadu ini dapat memperkuat kemandirian ekonomi warga sehingga tidak mudah kembali terdorong ke garis kemiskinan,” tukasnya. [sul.gat]