Situbondo, Bhirawa.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Situbondo Toton Beni Martono, memberikan apresiasi atas langkah cepat Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat yang turun menangani penyebaran penyakit cacar di SD IsIam Al Abror, Rabu (11/9). Toton patut memberikan catatan yang baik kepada Dinkes Situbondo begitu ada kabar 20 siswa di sekolah tersebut terpapar cacar, melakukan pemeriksaan. Sehingga, bisa dipastikan bahwa para siswa itu ternyata hanya terpapar cacar air biasa.
“Saya legislator Demokrat yang InsyaAllah ditugaskan sama partai di Komisi IV,. Tentunya sangat mengapresiasi langkah cepat Dinas Kesehatan yang turun ke sekolah itu untuk memastikan bahwa itu bukan cacar monyet tetapi hanya cacar air,” ujar Toton.
Lebih lanjut Toton menyampaikan, cacar monyet terbilang penyakit langka. Maka dari itu, terang Toton, dirinya ikut ragu bahwa kasus di SD Islam Al Abror tersebut adalah cacar monyet.
“Cacar monyet ini kan pertama ditemukan di Afrika. Proses penularannya itu melalui air liur, keringat. Pokoknya sejenis cairan yang ada di tubuh orang yang diserang penyakit tersebut. Dan kejadiannya itu sangat langkah, yaitu satu berbanding seribu lima ratus orang. Itu pun kalau ada yang pernah ke Afrika sana,” tegasnya.
Pria asal Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh ini menyampaikan, penyakit cacar air disebabkan oleh virus, sehingga mudah menular ke siswa SD Islam Al Abror. “Apalagi cuaca di Situbondo ini panas dan adanya siswa yang terpapar cacar air itu cepat menular kepada siswa yang lain,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Situbondo dr. Sandy Hendrayono membantah 20 siswa-siswi SD Islam Al Abror terpapar virus cacar monyet. Menurutnya, puluhan siswa-siswi SD Islam Al Abror itu terpapar cacar air. “Itu bukan cacar monyet, tetapi itu cacar air biasa,” ujarnya.
dr Sandy menyampaikan, begitu ada kabar 20 siswa-siswi SD Islam Al Abror diduga terpapar cacar monyet, pihaknya menerjunkan Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan. “Itu kami lakukan untuk memastikan itu bukan cacar monyet. Kami melakukan penyelidikan entomologi untuk memastikan penyakit apa yang terjadi di sekolah itu,” tambahnya.
Mantan Direktur RSUD Asembagus ini menyatakan, dari gejala-gejala penyakit dan foto-foto siswa SD Islam Al Abror bahwa itu penyakit cacar air. “Gejala awal itu timbul seperti disulut rokok ya, kemudian ruam-ruam, demam dan anaknya itu lemas. Ini cacar air,” tegas dr Sandy.
dr Sandy meminta kepada wali murid yang anaknya terpapar cacar air untuk menjaga kebersihan. Sebab, cacar air disebabkan oleh virus, sehingga penularannya sangat cepat.
“Siswa-siswi yang sakit sementara di rumah saja, tidak sekolah dulu sampai betul-betul sembuh. Kalau ada gejala apapun segera menghubungi petugas kesehatan di Puskesmas. Jadi kami mohon laporannya biar kami bisa memantau penyebaran penyakit ini,” terangnya.
Dinkes Situbondo, kata dokter Sandy, juga sudah melakukan intervensi dengan cara memberikan obat-obatan yang dibutuhkan. “Misalnya demam ya kami kasih obat penurun demam, kalau ada infeksi kami kasih anti biotik. Terus kami kasih vitamin untuk mempercepat proses penyembuhannya,” pungkas dr Sandy. (awi,fen)