Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Wiwin Isnawati Sumrambah.
Jombang, Bhirawa.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) asal Jombang, Wiwin Isnawati Sumrambah angkat bicara soal adanya tanaman Padi petani Jombang yang terendam banjir.
Wiwin Sumrambah mengatakan, dalam hal ini pemerintah daerah setempat seharusnya melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan normalisasi sungai Afvoer Watudakon yang belum dilaksanakan.
“Karena ini inti persoalannya,” kata Wiwin Sumrambah, Senin (27/01).
Sementara terkait dengan tanaman Padi yang saat ini terendam banjir, Wiwin Sumrambah menegaskan, harus mulai disosialisasikan tentang penggunaan asuransi untuk daerah pertanian yang rawan banjir.
“Dan ini adalah tugas pemerintah daerah,” tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan hektar tanaman Padi di kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang seperti di Desa Carangrejo maupun di Desa Kedungmlati terendam banjir.
Petani bahkan terpaksa melakukan penanaman hingga tiga kali dalam satu musim, hal ini karena setiap kali ditanami, kemudian tergenang air berhari-hari hingga mati.
“Ini sudah 3 kali tanam. Tanam pertama banjir bulan 12 (Desember 2024), tanam kedua bulan 1 (Januari 2025), tanam ketiga tanggal 20 ini,” tutur petani Desa Kedungmlati, Hari Purnomo, Kamis (23/01) yang lalu.
Menurut dia, air yang merendam tanaman Padinya berasal dari sungai di sebelah utara. Dia menyesalkan karena kejadian ini terjadi berkali-kali.
“Terus katanya mau dikeruk. Sampai sekarang ‘nggak’ ada tanggapan,” ucap dia.
Hari Purnomo berharap agar sungai penyebab banjir itu segera dinormalisasi.
“Tolong sungai itu dinormalisasi sampai Watudakon, Gongseng, itu diperlebar. Kan di sana menyempit. Banyak eceng gondok banyak kangkung itu didiamkan saja. Dan juga dangkal,” kata dia menandaskan.
Sementara itu, petani Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Sleman mengatakan, sawah yang kebanjiran di Dusun Kandangan sudah ditanami Padi.
“Sudah 2 kali tanam, banjirnya 4 kali. Yang tanam awal bulan 11 (November 2024), Yang terakhir ini sudah 1 minggu terendam air,” ungkap Sleman.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Jombang pada Jumat (24/01) lalu, terdapat 530 hektar lebih tanaman Padi tergenang air di Kabupaten Jombang. Dari angka tersebut, di Kecamatan Kesamben mencapai 427 hektar.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Moch Rony menjelaskan, terkait adanya tanaman Padi petani yang terendam banjir, pihaknya melakukan langkah-langkah evaluasi.
“Kita data. Tanaman atau pembibitan. Karena ini implikasinya terhadap bantuan. Kalau masih dalam kondisi bibit, terendam dan mati, tidak ada stimulan diganti,” beber dia.
“Kalau itu sudah ditanam, berapapun umurnya, 2 minggu, 3 minggu, yang penting sudah ditanam, sudah dipindah dari penyemaian, kemudian dipastikan genangan itu menyebabkan kematian, itu ada stimulan dari Pemda 25 Kilogram benih Padi per hektar yang bisa ditanam tahun ini juga atau berikutnya,” terang dia.
Hanya saja kata dia, proses pengadaannya ini juga harus fahami.
“Kita ‘nggak’ punya stok. Harus melalui tahapan penyediaan dulu. Jadi setelah ini kami segera melakukan pengadaan barang, untuk menyiapkan itu,” kata dia.
Masih menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, pihak pemerintah desa juga bisa memberikan bantuan kepada para petani yang bibit Padinya tenggelam dengan menggunakan anggaran dari Dana Desa (DD).
Selain itu dia menerangkan, hingga saat ini juga masih ada program asuransi untuk petani.(rif.hel)