Surabaya, Bhirawa
Alumnus Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan desain kereta bandara yang menghubungkan IKN dengan kota yang ada di sekitarnya. Pemenuhan aspek transportasi merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kota baru seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pengagas desain kereta bandara IKN, I Putu Dewangga Mahesa menjelaskan kereta yang diberi nama Batara (Balikpapan – Nusantara) Airport Express ini melayani rute kereta dari IKN hingga Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan.
“Berfokus pada desain eksterior dan interior kereta listrik yang menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan IKN, serta letak bandara yang strategis dapat membuat kereta ini menjadi salah satu ikon transportasi di IKN,” jelasnya.
Angga menjelaskan, terdapat perbedaan spesifikasi antara jalur kereta yang telah direncanakan oleh pemerintah IKN dengan jalur yang selama ini ada di Indonesia. Desain yang ada harus menyesuaikan dengan rencana rute dan spesifikasi optimal kereta serta menyesuaikan dengan standar internasional perkeretaapian, contohnya pada lebar rel dan dimensi kereta.
Desain Kereta mengunggulkan di bagian kepala kereta yang berbentuk streamline sehingga menunjukkan kesan modern dan futuristik, dengan bentuk kepala kereta ini meminimalkan hambatan udara sehingga kereta mampu mencapai kecepatan maksimum hingga 160 kilometer per jam.
“Bagian depan dari kepala kereta juga dilengkapi dengan dua buah pintu yang mengintegrasikan sistem sambungan antar-rangkaian kereta. Memungkinkan penumpang berpindah rangkaian dengan mudah, sehingga inovasi ini menambah kapasitas secara efektif saat dua rangkaian kereta digabungkan, pintu juga dapat dijadikan sebagai tempat evakuasi jika terjadi keadaan darurat,” tutur Angga.
Angga memadukan warna biru dan hijau sebagai representasi keindahan alam Indonesia, dan bentuk kereta terinspirasi dari morfologi tubuh capung yang memanjang. IKN sebagai forest city, kereta ini juga menghadirkan konsep natural yang memadukan elemen alam pada desain kereta.
“Capung dilambangkan sebagai hewan yang hidup di lingkungan sehat, sebagaimana harapan kita terhadap IKN,” tandasnya.
Angga menambahkan, interior kereta didesain sesuai dengan antropometri atau dimensi fisik manusia sehingga dapat mengoptimalkan kenyamanan penumpang.
“Dari kenyamanan kereta cepat menyediakan fitur yang dapat memudahkan aktivitas penumpang di dalam kereta. Fitur tersebut antara lain berupa pintu otomatis, area untuk pengguna kursi roda, serta rak untuk menyimpan barang bawaan,” imbuh Angga.
Di bawah bimbingan Dr Agus Windharto DEA, pemuda asal Bekasi itu berhasil meraih penghargaan pada gelaran Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) kelima, pada kategori Service Oriented Design. Angga berharap agar industri manufaktur Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi, sehingga produksi kereta dapat dilakukan di dalam negeri.
“Desain dan fitur yang ditawarkan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sehingga masyarakat Indonesia bisa tertarik untuk beralih moda transportasi, bisa lebih sadar jika naik kereta akan lebih nyaman dan mudah daripada mobil,” jelasnya. [ren.fen]