Kota Malang, Bhirawa
Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tertindas menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kota Malang dan Balai Kota Malang, Senin (1/9/25). Dalam aksinya, peserta menaburkan bunga sebagai simbol duka dan perlawanan terhadap berbagai kasus ketidakadilan di Indonesia.
Tiga isu utama diangkat dalam aksi ini, yakni tuntutan pengusutan tuntas tragedi Kanjuruhan, kasus penembakan aktivis, serta insiden pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang tewas tertabrak. Para demonstran menilai peristiwa-peristiwa itu mencerminkan luka mendalam bagi keadilan dan demokrasi di tanah air.
”Kami tidak hanya bicara soal luka fisik, tapi juga luka demokrasi. Itulah yang kami bawa hari ini,” ujar John, perwakilan Aliansi Rakyat Tertindas.
Menurut John, aksi yang dilakukan merupakan bentuk solidaritas dan disampaikan dengan cara damai. Massa tidak melakukan tindakan anarkis, melainkan menyuarakan aspirasi rakyat dengan santun. ”Kita ingin menunjukkan bahwa perjuangan bisa dilakukan tanpa kekerasan,” tambahnya.
Aksi ini diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari, buruh, pedagang pasar, hingga masyarakat sipil. Mereka menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah yang dianggap lamban menuntaskan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia.
Sementara itu, aparat gabungan TNI dan Polri tampak melakukan penjagaan ketat di sejumlah titik rawan demi memastikan situasi tetap kondusif. Aksi berjalan tertib hingga massa aksi membubarkan diri.
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 menewaskan 135 orang, sebagian besar suporter Arema FC. Hingga kini, banyak pihak menilai penanganan kasus tersebut belum memberikan keadilan bagi para korban. Bersamaan dengan itu, kasus penembakan aktivis dan insiden yang menimpa Driver Ojek Online, Affan Kurniawan kian memperkuat suara publik untuk menuntut transparansi hukum.
Sebelumnya , mensikapi persoalan yang sedang berkembang belakangan ini, di Kota Malang dilakukan deklarasi damai. Hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimda, tokoh agama, forum rektor, serta berbagai elemen masyarakat. Semua menyatukan tekad menjaga Malang tetap aman, tenteram, dan penuh persaudaraan.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan rasa bangganya atas kekompakan warga.
”Kota Malang dikenal sebagai kota yang ramah, guyub, dan cinta damai. Malam ini kita pertegas bersama bahwa Arema menolak anarkisme dan siap menjaga kerukunan. Inilah wajah Malang yang sesungguhnya,” ujar Wahyu.
Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Kohir, menambahkan bahwa keamanan adalah modal utama pembangunan. ”Kami bersama unsur Forkopimda berkomitmen menjaga Malang tetap kondusif. TNI akan selalu bersinergi dengan seluruh komponen masyarakat agar Kota Malang tetap damai, aman, dan nyaman bagi semua,” tegasnya.
Deklarasi damai yang dibacakan bersama-sama memuat pesan kuat, yaitu Warga Malang bersatu menjaga persaudaraan dan kedamaian Menolak keras provokasi dan tindakan anarkis yang merugikan. Komitmen bersama mewujudkan Kota Malang yang lebih aman, damai, dan sejahtera.
Dengan semangat kebersamaan ini, Malang menegaskan dirinya sebagai kota damai dan toleran, tempat di mana perbedaan menjadi kekuatan dan persatuan jadi pondasi utama. [mut.fen]


