Bojonegoro, Bhirawa
Mahasiswa teknik industri Universitas Bojonegoro (Unigoro) meraih juara III karya inovasi alat pakan ikan otomatis dalam ajang Bojonegoro Innovative Award (BIA) 2024, Jumat (6/12). Inovasi karya yang berjudul Automatic Smart Feeder Berbasis Teknologi Cerdas untuk Optimalisasi Budidaya Akuatik menjadi solusi untuk efisiensi biaya di sektor perikanan.
Mahasiswa Nayla Farikha Zahra, Putri Puja Pratiwi, Lilik Setiawan, dan Nanik Fadilatun Nafisa melihat potensi lokal Kabupaten Bojonegoro di sektor budidaya ikan. Dan pakan menjadi kebutuhan utama bagi para peternak. Pelaku budidaya ikan harus cermat menghitung modal untuk menyediakan pakan setiap hari.
“Pemberian pakan yang kurang terkontrol dari segi jumlah dapat menyebabkan inefisiensi. Apalagi kalau ada sisa pakan yang mengendap di dasar kolam dapat memengaruhi kualitas air dan meningkatkan risiko kematian ikan,” tutur Nayla, Selasa (10/12).
Alat pakan ikan otomatis ini berfungsi menyebarkan pakan dengan jumlah dan intensitas berdasarkan usia ikan. Selain itu, pelaku budidaya ikan juga dapat memantau suhu dan PH air kolam melalui data yang dikirimkan oleh alat tersebut.
Nayla menjelaskan, cara kerja alat pakan ikan otomatis ini diawali dengan penerimaan data dari sensor suhu dan PH air yang dikirim secara real time. Lalu alat itu akan mengelola pemberian pakan berdasarkan kondisi lingkungan serta menyesuaikan volume pakan sesuai dengan umur ikan. Nayla dan timnya membutuhkan waktu enam minggu untuk merangkai sekaligus simulasi alat.
“Simulasinya di kolam berukuran tiga meter dengan benih ikan mas usia 20 hari. Ada 100 ekor ikan di kolam itu. Lalu diatur pemberian pakannya sehari sekali dengan takaran 50 gram. Kita monitoring dari HP menggunakan aplikasi ThingSpeak. Hasilnya alat ini bisa bekerja dengan baik. Lalu saat ikan berusia lebih dari 30 hari atau di bulan kedua, takaran pemberian pakan ditingkatkan jadi 70 gram per hari. Jika pemberian pakannya manual, peternak tidak menghitung secara pasti takarannya sesuai umur ikan. Akhirnya banyak pakan yang mengendap di kolam,” terangnya.
Meskipun alat pakan ikan otomatis ini dapat berfungsi dengan baik, dewan juri BIA 2024 memberi beberapa masukan. Di antaranya kapasitas alat harus diperbesar dan dapat menjangkau ujung kolam lainnya.
“Karena untuk budidaya ikan di tambak-tambak sangat luas. Sehingga kapasitas mesinnya harus ditambah lagi. Kita bahkan pernah bertemu peternak ikan lele yang punya kolam seluas dua hektar. Kalau diberi pakai metode manual, pasti harus ada pekerja khusus yang keliling kolam kasih pakan,” tandasnya. [bas.fen]