25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Aksi Protes Nelayan Tradisional Arosbaya Bangkalan Disampaikan pada Presiden Prabowo

Bangkalan, Bhirawa.
Aksi protes secara terbuka dilakukan, oleh puluhan nelayan tradisional di Perairan Arosbaya, Bangkalan, Madura. Mereka menolak keras aktivitas kapal penangkap ikan menggunakan alat tangkap trawl atau troll yang kerap memasuki wilayah tangkap mereka, aksi tersebut disampaikan langsung dengan tulisan poster isi tuntutan ke Presiden Prabowo. Para nelayan menilai keberadaan kapal-kapal tersebut, telah merugikan mata pencaharian mereka dan mengancam keselamatan di laut.

Menurut salah satu koordinator aksi Nelayan Muhammad Haris, para nelayan menyampaikan bahwa penggunaan alat tangkap troll tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga kerap menyebabkan jaring nelayan kecil hilang atau rusak akibat tersapu oleh alat tangkap yang lebih besar. “Sering jaring kami hilang, kena troll. Mereka datang dari sore sampai malam. Kami tidak dapat ikan, sudah disapu habis, bahkan ikan kecil pun habis,” ujar Muhammad Haris, salah satu nelayan Arosbaya.

Menurutnya, para nelayan, kapal troll yang masuk ke perairan Arusbaya diduga berasal dari luar Kabupaten Bangkalan, seperti Gresik, Lamongan, Tuban. Aktivitas mereka disebut semakin meresahkan karena kerap beroperasi sangat dekat dengan bibir pantai.

Hal senada juga dikatakan nelayan Samsul arifin, Bahkan, beberapa nelayan mengaku sempat mendapat ancaman ketika mencoba menegur kapal-kapal tersebut. “Dia datang pakai senjata, parang. Kalau perahu kecil kami ditabrak, habis semuanya, perahu habis, orang habis. Mereka perahunya lebih besar,” tutur Samsul Arifin, nelayan lainnya yang mengaku pernah terlibat bentrok.

Berita Terkait :  Tinjau Waduk Klampis Sampang, Wamendagri Pastikan Potensi irigasi Tingkatkan Swasembada Pangan Nasional

Para nelayan juga menyebutkan bahwa kapal troll yang datang tidak hanya satu atau dua unit, tetapi bisa mencapai puluhan kapal sekaligus. “Kemarin 30 kapal jadi satu. Kadang 35. Hari Selasa dan Rabu paling banyak,” ujar Samsul.

Samsul mewakili para nelayan Arosbaya, menegaskan bahwa alat tangkap troll sangat dilarang dan merugikan nelayan kecil yang menggunakan alat tradisional. “Mulai hari ini kami berharap tidak ada lagi kapal troll yang masuk perairan kami. Kami ini juga manusia yang butuh nafkah. Tolong pemerintah dukung aspirasi kami, dari bupati, gubernur, kapolda, hingga Presiden Prabowo,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, para nelayan meminta perhatian dari seluruh lembaga terkait, termasuk aparat keamanan laut, agar menindak tegas kapal troll yang masih beroperasi di perairan Bangkalan. Selain menyuarakan penolakan, para nelayan juga mengimbau agar sesama nelayan tidak terpancing melakukan bentrok fisik. “Kalau alat tangkapnya sama-sama tradisional, tidak masalah. Tapi kalau troll, kami keberatan.”

Aksi protes berlangsung aman dan tertib hingga selesai. Para nelayan berharap Pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk melindungi wilayah tangkap mereka dan mencegah kerusakan lingkungan laut yang lebih parah.[lis.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru