Surabaya, Bhirawa
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya berkolaborasi dengan Bank Sampah Bintang Mangrove (BSBM) melakukan pendampingan daur ulang sampah plastik di kawasan Mangrove Pantai Timur Surabaya. Kegiatan ini bertujuan mengurangi pencemaran plastik sekaligus mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui pemberdayaan masyarakat pesisir.
Tim pengabdian yang terdiri dari Dr. Dra. Rachmawati Novaria, M.M., Ir. Suko Istijanto, M.T., Dini Ayuning Safitri, Bagas Rifanto Prastyo, dan Bacellia Yolanda Bomboa, membekali warga dengan pengetahuan dan teknologi pengelolaan sampah plastik, mulai dari proses pencucian, pemilahan, hingga penyiapan bahan baku untuk pelaku usaha kecil menengah (UKM).
Selama ini, BSBM yang dipimpin oleh Bu Chusniyati berperan penting sebagai pusat pengumpulan sampah plastik yang sebagian besar berasal dari nelayan sekitar hutan mangrove. Namun, keterbatasan alat menjadi kendala utama. “Selama ini kami masih kekurangan alat untuk mencuci, membersihkan, memilah, dan mengangkut plastik. Bantuan dari UNTAG ini sangat membantu, apalagi waringnya kuat dan muat banyak. Proses kerja kami jadi lebih cepat dan rapi,” ungkap Bu Chusniyati.
Sebagai solusi, tim UNTAG Surabaya memberikan bantuan waring berkapasitas besar yang lebih tahan lama untuk mengangkut dan menyimpan plastik siap daur ulang, serta bak cuci khusus untuk mempermudah proses pembersihan plastik.
Menurut Dr. Dra. Rachmawati Novaria, MM, program ini memiliki tujuan ganda: menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan peluang ekonomi baru.
“Melalui daur ulang, plastik yang tadinya limbah dapat diolah menjadi bahan baku bernilai bagi UKM, seperti pembuat tas, kerajinan, atau produk kreatif lainnya. Ini adalah langkah kecil yang berdampak besar bagi lingkungan dan ekonomi warga,” jelasnya.
Lebih lanjut Ir. Suko Istijanto, M.T., menambahkan bahwa keberlanjutan program menjadi fokus utama.
“Kami tidak hanya memberikan alat, tetapi juga edukasi tentang teknik memilah dan mengolah plastik dengan benar. Ke depan, kami berharap masyarakat dapat mengembangkan inovasi produk sendiri dari hasil daur ulang,” ujarnya. Program ekonomi sirkular ini diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah plastik di kawasan mangrove sekaligus menjadi contoh pengelolaan sumber daya yang efektif. Dengan sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemangku kepentingan, Mangrove Pantai Timur Surabaya diharapkan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi ramah lingkungan sekaligus benteng ekologi pesisir. [why]


