28 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Ajarkan Cinta Budaya, Dindik Gelar Lomba Panembrama


Kota Madiun, Bhirawa
Ratusan siswa sekolah jenjang SD di Kota Madiun tampak anggun dalam balutan busana khas Jawa. Sejak pagi, mereka telah berkumpul di kantor Dinas Pendidikan Kota Madiun, Kamis (1/8) kemarin. Ternyata para siswa ini peserta Lomba Panembrama yang diselenggarakan OPD Pemkot Madiun.

Lomba Panembrama tingkat SD diikuti 15 gugus sekolah di Kota Madiun. Setiap gugus mengirimkan satu tim yang terdiri atas 10 anak. Baik laki-laki maupun perempuan. Masing-masing peserta dapat memilih salah satu dari dua tembang pilihan yang disediakan panitia. Yakni, tembang Sekar Macapat Kinanthi dengan Laras Slendro Pathet Sanga dan Dhawah Gendhing Ketawang Subakastawa. Atau, tembang Sekar Macapat Pucung dengan Laras Pelog Pathet ‘Nem dan Dhawah Gendhing Ketawang Ganda Mastuti.

Menurut Kabid Kurikulum, Pembinaan Bahasa, dan Sastra Dinas Pendidikan Kota Madiun, Slamet Hariyadi, tujuannya, untuk mengenalkan kepada siswa bahwa di tembang Jawa banyak pitutur yang bisa menjadi panutan anak. Sehingga, anak-anak bisa mendengarkan lagu sesuai usianya dan belajar dari pitutur yang ada dalam tembang Jawa. Selain tingkat SD, kegiatan Lomba Panembrama juga akan diikuti peserta tingkat SMP yang digelar pada Kamis (1/8). Total ada 20 SMP negeri dan swasta yang akan berpartisipasi dalam lomba tersebut.

Lomba Panembrama juga menghadirkan tiga juri ahli. Yakni, Budayawan Kota Madiun Supriyanto, Budayawan Kabupaten Madiun Sunaryo, dan Budayawan Magetan Puthut Aji Suseno.

Berita Terkait :  Ponpes Refah Islami Sidayu Wakili Kabupaten Gresik Bakal Raih Ecopesantren Tingkat Madya

Hariyadi menegaskan, lomba ini juga sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka. Apalagi, Bahasa Jawa menjadi pelajaran wajib di Kota Madiun. ”Tahun lalu kami latih guru terkait olah kasusastran Jawa. Tahun ini, guru mengajari siswanya dan kami lombakan sebagai bentuk apresiasi,” imbuhnya.

Hariyadi berharap, kesusastraan Jawa bisa meramaikan event sekolah dan hari besar. Sehingga, anak-anak semakin familiar dan dapat mengambil pelajaran. Serta, melestarikan kebudayaan daerah agar tidak punah digerus perkembangan zaman. [dar]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img