Pemprov Jatim, Bhirawa.
Provinsi Jawa Timur kembali mengalami deflasi bulan ke bulan (m to m) sebesar -0,07 persen pada bulan Agustus 2024. Untuk inflasi tahun kalender, sebesar 0,78 persen dan Inflasi Tahun ke Tahun sebesar 2,05 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Zulkipli mengatakan, menjadi catatan tersendiri sepanjang tahun 2024, bahwa Provinsi Jawa Timur telah mengalami deflasi sebanyak empat kali. “Sehingga catatan inflasi tahun kalender tercatat cukup rendah, ” katanya.
Dari 11 kota IHK (Indeks Harga Konsumen), lanjutnya, ada sembilan lota mengalami deflasi, dan dua kota mengalami inflasi (Kabupaten Gresik dan Kota Malang). Adanya fluktuasi adanya deflasi di kabupaten dan kota adalah cerminan perubahan harga yang ada di 11 kota IHK.
Deflasi bulan ke bulan (m to m) Provinsi Jawa Timur pada bulan Agustus 2024, utamanya dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberilan andil sebesar negatif 0,18 persen terhadap inflasi umum. Sementara itu, kelompok transportasi menjadi pendorong utama inflasi m to m dan memberikan andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi umum.
Ia mengatakan, tercatat dengan kondisi sekarang ini masih aman berdasarkan target pemerintah saat ini, yaitu kisaran 2,5 persen plus minus satu persen. Komoditas memiliki andil deflasi bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, jagung manis. Meski demikian ada beberapa komoditas lain yang memiliki andil inflasi seperti cabai merah, bensin, emas perhiasan kopi bubuk, dan harga mobil.
“Di penghujung tahun 2024, diperkirakan masih ada beberapa komoditas juga masih mengalami deflasi seperti telur ayam ras, tomat, daging ayam ras, bawang merah, dan telepon seluler. Disisi lain, ada beberapa komoditas yang juga masih mengambil peranan seperti beras terlihat akan mengalami kenaikan, begitujuga emas perhiasan, cabai rawit dan gula pasir. Komoditas-komoditas itulah yang nantinya berperan didalam perkembangan harga di Jawa Timur hingga penghujung tahun 2024,” katanya.
Ia juga memaparkan, perkembangan harga bahan pangan, untuk komiditas bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras tercatat alami deflasi pada bulan Agustus 2024. Keempat bahan pangan tersebut memberikan andil gabungan selitar 0,17 perseb terhadap deflasi Provinsi Jawa Timur. Sementara cabai rawit menjadi pendorong utama inflasi dengan andil 0,11 persen.
Untuk inflasi kelompok pendidikan, ia menyebutkan pada Agustus 2024 terjadi inflasi bulan ke bulan sebesar 0,28% pada kelompok pendidikan dengan andil sebesar 0,02% terhadap inflasi umum. Pergerakan inflasi pada kelompok Pendidikan tahun ini masih sejalan dengan beberapa tahun sebelumnya yaitu berada pada kisaran bulan Juli dan Agustus itu terjadi kenaikan tarif pendidikan dan akan selalu terkoreksi.
Sebelumnya Zulkipli menjelaskan beberapa catatan peristiwa yang terjadi di Jawa Timur. Untuk pertanian hortikultura, pada bulan Agustus 2024, terpantau di beberapa wilayah sentra komoditas hortikultura masih berada pada masa panen, khususnya bawang merah di kabupaten Nganjuk dan tomat di Kabupaten Malang. Sehingga stok di pedagang masih cukup melimpah.
Kemudian untuk penyesuaian tarif BBM (Bahan Bakar Minyak), PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak umum dalam rangka mengimplementasikan keputusan menteri ESDM No 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No 62 K/12/MEM/2020 tentang formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis bahan bakar minyak umum jenis bensin dan minyak solar yang disalurkan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum. “Kenaikan harga bahan bakar minyak terjadi sebanyak dua kali dalam sebulan, yaitu tanggal 1 dan 10 Agustus 2024,” tandasnya.
Catatan peristiwa lainnya yaitu tahun ajaran baru. Ia mengatakan kalau bulan Agustus masih diwarnai dengan penyesuaian biaya berbagai jenjang pendidikan serta kegiatan pendukung pendidikan lainnya. “Kenaikan lebih banyak pada Perguruan Tinggi, ” katanya.[rac.ca]