Dindik Jatim, Bhirawa
Upaya Pemprov Jatim dalam memperkuat layanan pendidikan khusus terus menunjukkan progres positif. Salah satunya melalui proses penegerian Sekolah Luar Biasa (SLB) di berbagai wilayah di Jawa Timur. Di antara Kota Kediri, Pacitan, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo dan Kota Surabaya.
Untuk kota Surabaya, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menunjuk SLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya untuk proses penegerian. Persiapannya pun kini memasuki tahap akhir.
Kepala Dindik Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menjelaskan proses penegerian sekolah dilakukan melalui tahapan validasi dan asistensi yang ketat. Jika seluruh persyaratan terpenuhi, pengajuan akan dilanjutkan secara formal ke kementerian terkait.
“Penegerian ini penting karena ketika sekolah berstatus negeri, perhatian terhadap sarana dan prasarana akan lebih optimal. Fokus pemerintah ke depan adalah pengembangan mutu dan kualitas layanan pendidikan,” ujar Aries.
Ia juga menambahkan, penegerian SLB menjadi solusi bagi daerah-daerah yang belum memiliki SLB negeri. Salah satunya di Surabaya yang belum memiliki SLB negeri. Menurut Kadindik, sekolah swasta yang memenuhi persyaratan, terutama dari sisi lahan dan operasional, berpeluang besar untuk dinaikkan statusnya menjadi negeri.
Sementara itu, Kepala SMALB-B Karya Mulia Surabaya, Sukamto, menyampaikan sekolahnya ditunjuk untuk diproses menjadi negeri karena status tanah yang telah menjadi milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Saat ini, kesiapan sekolah telah mencapai 80 persen.
“Dari sisi sarana prasarana, kami sudah melakukan berbagai perbaikan. Mulai perbaikan pagar hingga, tata ruang agara terlihat lebih indah, rapi dan bersih. Namun secara teknis, karena nomenklatur sekolah negeri belum resmi, masih ada beberapa keterbatasan administratif,” jelasnya.
Saat ini, kata Sukamto, SLB-B Karya Mulia menaungi empat jenjang pendidikan, yakni TK, SD, SMP, dan SMA, dengan total 131 siswa. Dengan mayoritas siswa berada di jenjang SD, sementara siswa SMA berjumlah 39 orang. Karenanya, dalam struktur organisasi, terdapat empat kepala sekolah untuk masing-masing jenjang. Usai resmi menjadi sekolah negeri, Sukamto menyebut hanya akan ada satu kepala sekolah yang penunjukannya menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
Sementara dari sisi sumber daya manusia, terdapat 16 guru ASN dan 21 guru tetap yayasan (GTY). “Guru-guru non-ASN tersebut tengah diperjuangkan agar dapat beralih menjadi Guru Tidak Tetap (GTT) dan PPPK paruh waktu,” tutur Sukamto.
Pihaknya juga berkonsultasi dengan Provinsi Jawa Timur sembari menunggu status kepegawaian para GTY. Sebab selama ini, penghasilan GTY dihimpun dari hasil biaya SPP wali murid.
“Gaji tiap GTY selama ini bervariasi. Berkisar Rp800 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan, tergantung masa kerja. Karena itu kami menunggu status perubahan para GTY oleh provinsi untuk memastikan gaji mereka kedepan,”tuturnya.
Sekolah juga tengah mempersiapkan penguatan pendidikan vokasi. Empat kompetensi keahlian telah dirintis, yakni tata rias kecantikan, tata boga, tata busana, dan percetakan. Khusus tata boga dan tata busana, sekolah berharap setelah berstatus negeri dapat melengkapi fasilitas berupa ruang dapur dan ruang jahit yang representatif.
“Untuk sementara, kami fokus meningkatkan sarana prasarana tata boga agar kualitas pembelajaran semakin baik,” imbuh Sukamto.
Rencananya, SLB-B Negeri Karya Mulia akan dilaunching pada 27 Desember mendatang, sembari menunggu kepastian resmi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait proses pengusulan dan penetapan status sekolah negeri tersebut. [ina.wwn]


