Pemprov, Bhirawa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar kegiatan Aksi Bersumpah (Bersih Sungai dari Sampah) di Desa Krembangan dan Desa Tawangsari, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (13/12).
Kegiatan ini dilakukan bersama Komunitas Peduli Lingkungan Sungai Watch serta melibatkan lintas perangkat daerah dan masyarakat setempat.
Saat menyampaikan sambutan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Nurkholis yang berhalangan hadir, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) DLH Jatim, Aju Mustika Dewi mengatakan bahwa persoalan sampah sungai menjadi keluhan utama masyarakat, khususnya warga yang tinggal di bantaran sungai.
Tumpukan sampah yang bercampur dengan eceng gondok liar tidak hanya menghambat aliran air, tetapi juga menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Selain itu, keberadaan trash boom yang dipasang untuk menangkap sampah dinilai belum sepenuhnya efektif. Sampah yang terperangkap justru menumpuk dan menimbulkan pembusukan, sehingga memicu pencemaran dan bau di lingkungan permukiman sekitar sungai.
Berangkat dari kondisi tersebut, DLH Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Aksi Bersumpah di Desa Krembangan dan Desa Tawangsari. Sebelumnya, DLH Jatim juga melaksanakan kegiatan action learning di wilayah ini dan menemukan bahwa kondisi sungai dipenuhi sampah serta eceng gondok yang menumpuk cukup parah.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, DLH Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur yang menyediakan peralatan pembersihan sungai. Sementara itu, Komunitas Sungai Watch terlibat langsung dalam proses pembersihan di aliran sungai.
Dukungan juga datang dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo yang menyiapkan armada truk untuk mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai pihak, mulai dari pegiat lingkungan setempat, pelajar dari sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Taman, hingga warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Kolaborasi ini mencerminkan semangat gotong royong dalam menjaga lingkungan hidup.
DLH Jatim menegaskan bahwa persoalan sampah sungai bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Aksi Bersumpah disebut sebagai langkah awal dari program baru DLH Provinsi Jawa Timur yang ke depan akan terus dikembangkan sebagai gerakan berkelanjutan.
Meski berskala relatif kecil, kegiatan pembersihan sungai sepanjang kurang lebih 200 meter ini dinilai memiliki manfaat besar sebagai langkah awal menuju upaya yang lebih luas. Sungai yang bersih diharapkan dapat kembali memberikan manfaat optimal bagi masyarakat, baik untuk irigasi pertanian, kebutuhan kehidupan sehari-hari, hingga potensi keindahan dan wisata lingkungan.
DLH Jatim juga menyoroti bahaya sampah plastik, khususnya mikroplastik, yang berpotensi masuk ke dalam ekosistem perairan dan berdampak pada kesehatan manusia melalui rantai makanan. Oleh karena itu, upaya pembersihan sungai harus diiringi dengan peningkatan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
Ke depan, DLH Provinsi Jawa Timur berharap program Aksi Bersumpah tidak hanya berhenti di wilayah Sidoarjo atau sekitar Surabaya, tetapi dapat dikembangkan di daerah aliran sungai lain di Jawa Timur. Dari tujuh daerah aliran sungai (DAS) besar di Jawa Timur, lima di antaranya berada dalam kewenangan provinsi dan menjadi sasaran pengembangan program serupa.
Selain aksi lapangan, DLH Jatim menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat sekitar sungai. Tanpa perubahan perilaku dan kesadaran bersama, upaya pembersihan dinilai tidak akan memberikan dampak jangka panjang. Edukasi dan pendampingan masyarakat akan terus dilakukan melalui pendekatan action learning agar pengelolaan sungai dapat berjalan berkelanjutan.
DLH Jatim juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas dengan pegiat lingkungan, pemerintah daerah, hingga perguruan tinggi untuk mendapatkan data dan kajian ilmiah terkait kondisi sungai di Jawa Timur.
Dengan kolaborasi pentahelix tersebut, pemerintah berharap penanganan pencemaran sungai dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan tepat sasaran.
Sebagaimana diketahui dari jam 6.00 WIB hingga jam 11.00 WIB berton ton sampah telah dikumpulkan dari sungai tersebut. Melibatkan 14 kendaraan dumptruk untuk mengangkat sampah dari sungai tersebut seperti eceng gondok. Dan komunitas Sungai Watch juga mengangkut hampir 1 ton lebih sampah kering. [rac.gat]


