27 C
Sidoarjo
Monday, December 8, 2025
spot_img

Mahasiswa Untag Surabaya Dorong Pengelolaan Sampah Organik dengan Budidaya Maggot

Foto bersama Karang Taruna RW 03 dan serah terima kandang maggot di Balai RW 03 Rejosari, Benowo Surabaya.

Surabaya, Bhirawa.
Pengelolaan sampah organik masih menjadi masalah besar di wilayah perkotaan yang belum memiliki sistem pengelolaan limbah memadai. Saat melakukan survei Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Benowo, khususnya di RW 03 Rejosari, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya terlebih dahulu berdiskusi dengan pengurus RW dan warga untuk mengidentifikasi kendala utama yang mereka hadapi.

Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik, hingga kebiasaan membuang semua jenis sampah secara bercampur yang akhirnya menumpuk dan menimbulkan bau serta pencemaran lingkungan sekitar menjadi tantangan serius yang harus segera diatasi bersama.

Setelah mengetahui permasalahan tersebut, kami Mahasiswa Untag Surabaya kemudian memberikan pelatihan dasar tentang pemilahan sampah organik dan anorganik kepada warga agar proses pengelolaan menjadi lebih terarah di tingkat rumah tangga.

Bersama Dosen Pembimbing Lapangan Hery Murnawan, ST., MT dan Pengurus RW 03 kami mengadakan “Program Pelatihan Budidaya Maggot Pengurai Sampah Organik Rumah Tangga.” Melalui pelatihan ini, Mahasiswa mengajarkan warga cara menggunakan larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly/BSF) sebagai agen pengurai sampah organik. Maggot yang dihasilkan bisa dipakai sebagai pakan ternak ayam atau ikan serta sebagai bahan pembuatan pupuk kompos organik berkualitas tinggi.

Berita Terkait :  Polresta Mojokerto Ingatkan Bahaya Kenakalan Remaja di SMPN 1 Jetis

Ketua RW 03, bapak Maturi, menyatakan bahwa tumpukan sampah yang menumpuk berhari-hari sering menimbulkan bau dan menjadi tempat berkembangnya hama. “Kalau sampah organik terus dibiarkan begitu saja, bukan hanya bau. Kami khawatir penyakit akan datang.” ujarnya.

Para peserta pelatihan, ujar Ketua Karang Taruna RW 03 Mas Doni, menyambut baik program ini. Mas Doni mengatakan, “Jika limbah dapur bisa diubah menjadi maggot dan digunakan sebagai pakan, sampah berkurang dan biaya pakan bisa dihemat.” Sementara Mbak Agis menambahkan bahwa sampah tidak terbuang sia-sia dan rumah menjadi lebih bersih.

Proses budidaya maggot dimulai dengan penyediaan media bertelur bagi lalat BSF. Setelah menetas, maggot dipindahkan ke wadah berisi limbah organik rumah tangga yang menjadi makanannya. Selanjutnya mahasiswa membuat kerangka wadah maggot. Kerangka ini bertujuan untuk digunakan sebagai wadah sampah yang akan di uraikan dengan maggot.

Setelah wadah maggot telah jadi, mahasiswa memasukan bibit larva maggot kedalam wadah yang sudah disediakan. Bibit larva maggot diberi makanan limbah sampah basah berupa sisa makanan rumah tangga. Butuh waktu selama 2 minggu bibit larva maggot tumbuh menjadi besar serta pemberian makanan larva maggot yang harus rutin dilakukan.

Program ini mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam mengelola sampah sendiri di tingkat rumah dan rw, tidak hanya mengandalkan sistem pengangkutan sampah yang disediakan oleh Dinas Terkait. Pihak kelurahan diharapkan dapat mendukung melalui penyediaan fasilitas dan edukasi lebih lanjut agar hasil maggot dan pupuk dapat dimanfaatkan maksimal.

Berita Terkait :  Mahasiswa UMM Ciptakan Krim Anti Kerut Kulit untuk Segala Usia

Pelatihan maggot di wilayah RW 03 Rejosari ini menghadirkan paradigma baru bahwa pengelolaan sampah organik dapat dimulai dari rumah. Namun, inisiatif ini membutuhkan dukungan lebih luas seperti penyediaan wadah pengomposan, pelatihan lanjutan, hingga koordinasi dengan pemerintah kelurahan agar hasil maggot atau pupuk dapat dimanfaatkan secara optimal.

Harapan kami dalam program pembuatan alat budidaya maggot serta cara membudidayakannya adalah dapat digunakan dan diimplementasikan dengan baik untuk jangka panjang. Karena jika dalam pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan baik, dapat bermanfaat untuk masyarakat dan juga hewan ternak khususnya pakan ayam dan ikan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Mitra Pemuda Karang Taruna RW 03 serta Ketua RW 03 Rejosari yang telah memberikan izin dan meluangkan waktu bagi kami untuk melaksanakan kegiatan pengabdian di wilayah RW 03 ini. Saya juga mohon maaf apabila fasilitas yang saya berikan untuk mendukung pengembangan usaha masih sangat terbatas.” ungkap Kevin Irgi Mahasiswa Untag Surabaya. (ren.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru