Dindik Jatim, Bhirawa
Peristiwa bencana alam banjir bandang yang terjadi di Pidie Jaya Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat membawa dampak besar tidak hanya di sektor ekonomi. Melainkan juga pendidikan. Sebagai bentuk solidaritas dan kemanusian, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menyiapkan penggalangan dana bantuan bagi korban bencana alam.
epala Dindik Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyampaikan pihaknya tengah melakukan pemetaan awal untuk mendukung upaya bantuan pendidikan.
Gubernur Jawa Timur, lanjutnya, berharap masyarakat dan insan pendidikan di Jatim dapat menunjukkan kepedulian bagi warga terdampak di Sumatera dan Aceh.
Dalam menanggapi seruan itu, Kadindik mengatakan Jatim akan membuka penggalangan bantuan khusus sektor pendidikan yang nantinya akan disalurkan ke pemerintah daerah di wilayah terdampak.
“Kita belum punya target, yang penting kita kumpulkan dulu. Nanti langsung disalurkan melalui pemerintah daerah setempat,” ujarnya, Senin (1/12) usai pembukaan puncak kegiatan HGN Jatim dan HAI di Ballroom Grand City Surabaya.
Pengumpulan bantuan akan dilakukan melalui rekening resmi yang akan disiapkan, tanpa membuka posko fisik.
“Kita galang dana bantuan. Ini sifatnya bisa dari mana saja yang jelas dari insan pendidikan yang merupakan bentuk kepedulian kita. Bisa dari guru, tenaga pendidikan, dan masyarakat luas akan dihimpun melalui rekening tersebut sebelum disalurkan,”tandasnya.
Sebagai dukungan psikologis, Aries berharap para korban diberikan kekuatan, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi bencana alam. Ia berharal agar proses belajar mengajar bisa segera kembali pulih dan normal kembali.
“Kami para insan pendidikan insha Allah ikut peduli dan membantu saudara-saudara kita disana. Mungkin banyak insan pendidikan Jawa Timur ingin membantu secara pribadi tapi tidak tahu harus disalurkan dimana. Kita sudah siapkan jalurnya nanti hasil pengumpulannya kita berikan kepada pemerintah setempat,”ucap Aries.
Sementara itu, sebagai langkah awal dalam pemulihan di sektor pendidikan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Muti mengatakan pemerintah telah melakukan mitigasi dan pemetaan dampak bencana di sejumlah wilayah. Tidak hanya di Aceh dan Sumatera Utara, namun juga di beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurutnya, tenda-tenda darurat telah mulai didirikan di lokasi terdampak. Pemerintah juga mengalokasikan dana tanggap darurat tahap pertama sebesar Rp4 miliar untuk memastikan proses belajar anak-anak tetap berjalan.
“Mudah-mudahan nanti bisa terus kami tambah setelah ada pemetaan yang lebih lengkap,” ujarnya.
Salurkan Dana Darurat, Wujud Tanggap Darurat Bencana
Sebagai wujud kepedulian, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merespons cepat kejadian ini dengan menggalang dana bantuan.
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menyampaikan pihaknya sedang melakukan pendataan barang-barang yang dibutuhkan.
“Kami menunggu info datanya, jika sudah, ada maka bisa kami proses pengirimannya. Kami juga terus berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” tuturnya di Jakarta, Sabtu (29/11).
Merujuk data Kemendikdasmen per Minggu (30/11), satuan pendidikan terdampak bencana di Provinsi Aceh berjumlah 310, Provinsi Sumut berjumlah 385, dan Provinsi Sumbar berjumlah 314 dengan total keseluruhan adalah 1.009. Dengan rincian untuk Provinsi Aceh yaitu 57 PAUD, 91 SD, 55 SMP, 65 SMA, 34 SMK, 1 PKBM/SKB, dan 7 SLB. Lalu untuk Provinsi Sumut yaitu 76 PAUD, 199 SD, 92 SMP, 11 SMA, 6 SMK, dan 1 SLB. Sementara untuk Provinsi Sumbar yaitu 51 PAUD, 63 SD, 71 SMP, 20 SMA, 1 SMK, dan 8 SLB.
Persediaan bantuan Kemendikdasmen dalam situasi darurat pemulihan. Pertama, tenda ruang kelas darurat yang terdiri atas 126 unit Tenda Ruang Kelas Darurat. Kedua, Paket Perlengkapan Belajar Siswa (School Kit) yang meliputi 10.200 paket school kit.
Ketiga adalah uang/pendanaan berupa Bantuan Peningkatan Mutu Pembelajaran senilai @ Rp25 juta/voucher, bantuan keuangan, dan Bantuan Operasional SPAB 20 Paket. Keempat adalah dukungan psikososial yaitu 2 paket bantuan senilai @ Rp50jt/paket untuk mendukung layanan dukungan psikososial bagi warga sekolah di daerah terdampak.
Kelima adalah buku teks dan nonteks dengan rincian 20.000 eksemplar buku teks, 15.000 eksemplar buku non teks, dan 50.000 eksemplar buku teks dan non teks akan dilakukan pengadaan. Keenam adalah program revitalisasi tahun 2026 yang diprioritaskan untuk daerah terdampak bencana. [ina.kt]


