28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Jembatan Kedungdowo Kabupaten Nganjuk Patah Diiterjang Derasnya Air Sungai Widas

Jembatan Kedung Dowo yang patah/ambrol Minggu (30/12/2025)

Pemkab Nganjuk, Bhirawa.
Jembatan Kedungdowo mengalami patah di sisi sebelah utara akibat amblesnya tiang penyangga abuttmen dan badan jembatan pada hari Minggi (30/11/2015) pukul 15.00 WIB.

Kejadian tersebut di respon langsung oleh Bupati Marhaen Djumadi dan Wakil Bupati Trihandy, pada Senin (01/12/2025), usai gelar upacara hari Korpri, mereka melakukan inspeksi ke jembatan yang putus/ambrol tersebut. Di dampingi oleh tim ahli struktur konstruksi Universitas ITS mereka meninjau jembatan tersebut.

“Ya hari ini kita cek, jembatan yang Minggu sore kemarin putus, mengenai mekanisme teknisnya ditangani oleh tim dari ITS, nanti perbaikannya kita usahakan tahun depan,” ungkap Marhaen.

“Kita tunggu hasil putusan tim ITS, kira-kira apa penyebabnya dan solusinya seperti apa nantinya”, tambah Kang Marhaen demikian ia biasa di sapa.

Kerusakannya bukan misteri. Sungai Widas adalah sungai yang lahir dari dua gunung, Wilis dan Pandan. Merupakan sungai yang tak pernah kering katena dua sumber energi yang setiap musim hujan membawa paket lengkap: arus deras, lumpur pekat, dan kiriman bambu yang berpacu bersama limpasan hutan. Di bawah jembatan, tumpukan kayu dan sampah organik masih mengendap di kaki pilar. Saksi bisu bahwa beban benturan dan penyempitan aliran sudah terjadi lama sebelum struktur itu menyerah.

Namun yang mencolok bukanlah kekuatan sungai, melainkan rapuhnya fondasi. Bagian abutmen di sisi timur terputus bersih, tanda klasik dari hilangnya tanah penopang akibat erosi atau scouring. Fondasi jembatan dibiarkan telanjang tanpa perlindungan pemecah atus, rip-rap, atau turap beton. Ketika tanah yang labil jenuh air digerogoti arus, abutmen kehilangan pijakan, dan rangka jembatan pun tergelincir seperti karpet basah, terbukti bronjong di sebelah timur sisi utara juga hancur, tergerus arus sungai.

Berita Terkait :  Lestarikan Bumi, PT Petrokimia Gresik Gelar Lomba Kebersihan Lingkungan

Dokumen awal pembangunan jembatan, menurut sumber internal, menyebutkan kondisi tanah di bantaran Widas memiliki daya dukung rendah, di bangun di tahun 2009, rudak oleh erosi di sebelah selatan tahun 2013, di perbaiki di tahun 2015 namun hanya sisi selatan. Tetapi tidak ditemukan catatan intervensi penguatan fondasi yang memadai. Inspeksi dan pemeliharaan berkala rutin di lakukan oleh Dinas PUPR untuk memastikan layak tidaknya jembatan tersebut beroperasi.

Sebelum putusnya Jembatan Kedungdowo tersebut, daya rusak sumber daya air sungai Widas tersebut juga menghantam dan menghajar dua jembatan yang lain yakni Kutorejo dan Mungkung. Demikian di ungkapkan oleh Bagus, ST, kabid Bidang Jembatan Dinas PUPR.

“Jembatan Kutorejo mengalami ambles di sisi utara pada bulan Maret 2022. Penyebab: di duga karena sering dilalui kendaraan berat saat pembangunan Bendungan Semantok. Ditutup total dan kemudian diperbaiki sementara dengan jembatan bailey pinjaman dari PU Bina Marga dan Jembatan Provinsi Jawa Timur.”, ungkap Bagus.

“kemudian baru di tahun 2925 ini rekontruksi jembatan Kutorejo (Jalan dan Jembatan, Jembatan pada Jalan Provinsi Kolektor), dengan penyedia Jasa: PT. Dwi Mulyo Lestari (DML), Madiun dengan nilai kontrak: Rp. 22.8 Miliar. Dengan Sumber Dana: Dana Hibah Rehabilitasi dan Rekontruksi (RR) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).” tambahnya.

“Sedangkan Jembatan Mungkung terjadi pada hari Selasa, 21 Febuari 2023 mulai pukul 18.00 WIB telah terjadi jembatan ambles / ambrol di Ds. Mungkung Kec. Rejoso, Kab. Nganjuk dikarenakan ada sampah bambu di tiang penyangga jembatan dan mengakibatkan air menggerus pondasi di sisi utara jembatan. Sebelum Jembatan ambles sudah ada tanda – tanda jembatan tersebut retak. Jembatan ambles tersebut menghubungkan Ds. Mungkung ke Ds. Setren Kondisi Terkini: Jembatan alternatif bagi warga dengan jarak ± 6 km,” ungkapnya lagi.

Berita Terkait :  Disnakertrans Jatim Bekerjasama dengan IM Japan, Pendaftaran Rekrutmen Magang Dibuka

“Kemudian Pemda membangun jembatan Mungkung dengan gelagar pracetak. adalah jenis jembatan yang menggunakan struktur utama (gelagar atau girder) yang diproduksi di lokasi terpisah (pabrikasi) dan kemudian di angkut serta dipasang di lokasi proyek yang dibangun pada tahun 2024 kemarin dengan menelan dana Rp 9,2 Miliar menggunakan dana alokasi khusus (DAK).” pungkasnya.

Bupati, wakil Bupati dan Tim Dari ITS cek Jembatan.

Jembatan Kedungdowo yang putus/ambrol tersebut terletak di tengah dan merupakan jembatan pertolongan, jarak antara Jembatan Mungkung dan Jembatan Kedungdowo hanya 1,5 kilometer ke barat sedangkan dengan jembatau Gebang Ayu sekitar 1,5 kilo ke arah timur. Sehingga warga sekitar masih bisa mobilisasi karena jarak tempuh antar kedua jembatan tidak begitu jauh.

Jika pemerintah tidak segera melakukan audit teknis menyeluruh terhadap seluruh jembatan di sepanjang aliran Widas, kejadian Kedungdowo bukan hanya peringatan melainkan pembuka rangkaian tragedi baru. Sungai selalu jujur memberi tanda.

Diperlukan kebijakan komprehensif terhadap pengelolaan sumber daya air, termasuk pengurangan daya rusak sumber daya air. (dro.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru