33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Prihatin PIP Jatim Menurun, Anggota DPD RI Lia Istifhama Soroti Dampak TKD di Potong Pusat

Pakai kerudung merah Anggota DPD RI asal Jawa Timur Dr Lia Istifhama berikan PIP pada orang tua siswa difabel

Gresik, Bhirawa.
Bentuk komitmen peduli terhadap masyarakat, anggota DPD RI asal Jawa Timur Dr Lia Istifhama. Berikan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada para siswa difabel, ke UPT SDN 13 Gresik. Di tengah krisis dampak pemotongan Dana Transfer ke Daerah (TKD), berdampak layanan pendidikan terganggu.

Kunjungan yang di awali berinteraksi langsung dengan para siswa program inklusi, terkesan dengan kreativitas dan kemampuan anak-anak difabel. Bila di bimbing belajar sesuai dengan kemampuan , ternyata mempunyai pontensi yang kuat dan berkarakter
sehingga layak mendapat bantuan operasional pendidikan.

” Meski mereka berkebutuhan khusus, bila di bandingkan siswa lain yang normal. Jika di didik dengan baik, juga bisa memiliki potensi ada yang bisa bahasa ingris dengan lancar. Kami prihatin setelah melihat ini, semoga nanti ada jalan terbaik.”ujarnya Ning lia panggilan akrabnya.

Apresiasi juga ucapan terimakasih kepada para guru, yang sudah dengan sabar membimbing belajar anak difabel dengan baik.
Sebab pelayanan pendidikan inklusi sangat bergantung pada ketersediaan tenaga pendidik terlatih, dan fasilitas pendukung, saat ini justru mengalami kendala akibat pengurangan anggaran TKD.

Bahkan saat di alog para guru,
terkait penurunan kualitas layanan pendidikan inklusi. Kondisi paling memprihatinkan terjadi di UPT SDN 13 Gresik, pada tahun ajaran 2025–2026 hanya mampu menerima 5 siswa berkebutuhan khusus. Dari total 40 pendaftar, padahal sebelumnya sekolah mampu menampung hingga 28 siswa.

Berita Terkait :  Pertemuan dengan Delegasi World Bank, Wamen Diana Bahas Ketahanan Gempa dan Pengembangan Perkotaan

“Kami akan mendesak pada
pemerintah pusat, termasuk Presiden Prabowo Subianto. Untuk mengkaji ulang kebijakan pemotongan TKD, untuk pendidikan bagi anak difabel tidak boleh menjadi korban dalam kebijakan efisiensi anggaran.”ungkapnya.

Pemerintah pusat dapat meninjau kembali kebijakannya, sebab pendidikan difabel harus menjadi prioritas. Sebab sebagai warga negara indonesia, juga berhak mendapatkan kesempatan belajar yang setar

Ditambahkan Dr Lia Istifhama, bahwa aspirasi yang disampaikan sekolah dapat menjadi pertimbangan pemerintah. Untuk memperbaiki kebijakan pendanaan pendidikan inklusi, sehingga anak difabel tetap mendapat pendidikan yang layak dan berkelanjutan. Utamanya secara gratis, seperti yang lainya.

Sementara Kepala UPT SDN 13 Gresik Sri Endriana M. Pd mengatakan, bahwa siswa yang dapat PIP 30 Anak. Dan 10 anak berkebutuhan khusus, 20 siswa reguler. Terkait pemotongan anggaran berdampak signifikan pada kemampuan sekolah melayani siswa difabel, sebab sekolah tidak lagi menerima dana BOS pendamping. Seperti yang dahulu diberikan ketika sekolah inklusi, masih berada di bawah naungan Pemprov Jawa Timur.

“Kami berharap ke pada Ning Lia, sebagai anggota DPD RI bisa memfasilitasi. Agar anak di fabel dapat anggaran khusu dari pusat, sebab setiap tahun hanya mampu menerima 5 siswa saja. Sedangkan yang daftar lebih dari 40 siswa, itu pun harus inden lama.” Pintanya. (kim.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru