33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Refleksi Hari Kesehatan Nasional Ke-61 Tahun 2025, Gapai Generasi Sehat, Masa Depan Hebat

Oleh :
Oryz Setiawan
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (Public Health) Unair Surabaya

Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 yang jatuh pada tanggal 12 November 2025 ini mengangkat tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”. Makna yang terkandung dan pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa pembangunan generasi muda yang sehat secara fisik, mental, sosial dan produktif merupakan pondasi penting untuk menciptakan masa depan bangsa yang kuat, produktif, bermartabat, berdaya saing serta daya juang dan semangat tinggi. Jiwa muda yang kekinian untuk pembangunan bangsa melibatkan semangat optimisme, inovasi, dan kreativitas yang diarahkan pada kontribusi positif bagi masyarakat, seperti kewirausahaan mandiri, pengabdian sosial, pelestarian budaya, serta partisipasi aktif dalam demokrasi dan ruang publik. Ini berarti memanfaatkan pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan solusi, menjunjung tinggi nilai persatuan dan toleransi di tengah keberagaman, dan menjadi agen perubahan yang proaktif dalam pembangunan Indonesia. Generasi muda sebagai kamu muda, pelanjut pembangunan masa depan tentu harus memiliki sikap dan konsep diri yang adaptif terhadap kondisi zaman.

Dalam jangka panjang, generasi muda merupakan investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa. Remaja dan anak-anak yang sehat akan tumbuh menjadi sumber daya manusia (SDM) yang produktif, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan di masa depan yang semakin kompleks. Urgensi pemahaman atas kesehatan yang holistik dimana “sehat” tidak hanya dimaknai hanya sebatas bebas dari penyakit fisik, tetapi mencakup kesehatan secara menyeluruh (fisik, mental, dan sosial) sesuai definisi WHO. Selain itu memiliki jiwa dan tanggung jawab Bersama dalam mewujudkan generasi sehat adalah tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa, termasuk individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah, bukan hanya sektor kesehatan saja yang kesemuanya akan menggapai terwujudnya Visi Pembangunan yakni Indonesia Emas 2045. Kondisi hari ini merupakan resultan dan akumulasi dari upaya dan strategi Pembangunan masa lalu yang telah terwujud sehingga kita harus apresiasi dan mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan, dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, sanitarian, dan tenaga kesehatan lain hingga relawan kesehatan atas dedikasi mereka dalam melayani masyarakat tanpa kenal lelah, terutama bagi pejuang kesehatan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) ditengah tantangan dan keterbatasan infrastruktur, akses layanan dasar, perekonomian yang masih tertinggal serta kondisi geografis dan akses yang tidak mudah.

Berita Terkait :  OJK Jember Evaluasi Kinerja BPR/BPRS se-Wilayah Sekar Kijang

Visi-Misi Presiden
Visi-misi serta program unggulan Presiden Prabowo dalam sektor kesehatan meliputi pemerataan akses kesehatan, pembangunan fasilitas modern, dan peningkatan SDM. Program utamanya adalah membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten/kota dan puskesmas modern di setiap desa, serta mempercepat penanganan kekurangan dokter melalui penambahan fakultas kedokteran dan program beasiswa studi di luar negeri. Selain itu, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah dan peningkatan fasilitas di daerah terpencil juga menjadi fokus utama sreta program prioritas dan unggulan yang fenomenal yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebagai salah satu sektor layanan dasar dalam akselerasi pencapaian Indonesia Sehat maka dibutuhkan terobosan-terobosan yang harus diselaraskan dengan Visi-Misi dan Program Prioritas Pemerintah.

Tantangan kesehatan utama bagi Indonesia di masa depan sangatlah kompleks, mencakup beban ganda penyakit, pemerataan layanan, dan dampak lingkungan serta sumber daya manusia dan teknologi kesehatan. Beban ganda penyakit (double burden diseases) dimana potensi timbulnya penyakit menular seperti flu, demam berdarah, tuberkulosis (TBC), hepatitis, cacar, HIV/AIDS dan lain-lain. Penyakit yang dan tidak menular juga terus menghantui. Penykait menular, penyakit tidak menular tak kalah mengkawatirkan seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung coroner, stroke, kanker, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), obesitas, gagal ginjal, gangguan mental dan lain-lain. Belum lagi penyakit yang muncul kembali (re-emerging diseases) yang perlu dimitigasi seperti malaria, difteri, campak, polio yang boleh dipandang remeh.

Berita Terkait :  Integritas Pendidikan dan Transformasi AI

Dari sisi pemerataan dan akses layanan kesehatan yang berkualitas masih belum merata di seluruh Indonesia. Gap antar daerah terutama di luar Jawa masih cukup tinggi, terus dikejar agar aspek keadilan dan pemerataan dapat diwujudkan. Instabiltas lingkungan dan dampak perubahan iklim kian memengaruhi kualitas kesehatan masyarakat serta mendorong percepatan peningkatan sumber daya manusia dan teknologi serta digitalisasi kesehatan juga berkontribusi signifikan terhadap tercapainya status dan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu momentum refleksi Hari Kesehatan Nasional kali menjadi episentrum dan titik balik atas pemcapaian sekaligus pemicu dan pemacu untuk menggapai cita-cita bangsa dalam upaya memajukan derajat kesehatan setinggi-tingginya sebagai modal dasar utama pembangunan nasional yang berkelanjutan.

———- *** ————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru