26 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Warga Gresik Menjemput Sehat Lewat Cek Kesehatan Gratis

Sentuhan Asa di Ujung Jarum Suntik:

Senin (3/11) pagi itu, udara di Wilayah Menganti, Kabupaten Gresik, masih terasa sejuk, namun semangat warga sudah membara. Di Puskesmas Kecematan Menganti, puluhan warga, didominasi lansia, telah berkumpul. Kali ini bukan untuk melakukan senam lansia seperti biasanya, melainkan untuk sebuah momen yang mereka tunggu-tunggu yakni program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Oleh:
Wahyu Kuncoro, Wartawan Bhirawa

Di antara kerumunan itu, tampak nenek Solikatun (63), dengan raut wajah penuh harap. Bagi Mbah Solikatun, sapaan akrabnya, memeriksakan kesehatan secara rutin adalah kemewahan. Kesulitan transportasi ke puskesmas, antrean panjang, dan kekhawatiran akan hasil pemeriksaan seringkali membuatnya mengurungkan niat. Namun, program CKG yang diinisiasi oleh pemerintah pusat dan disambut hangat oleh Pemkab Gresik ini mengubah segalanya.

“Katanya gratis, cuma bawa KTP saja,” ujarnya polos, matanya berbinar.

Program CKG ini memang dirancang untuk mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat, terutama mereka yang berada di pelosok atau memiliki keterbatasan akses. Dengan hanya menunjukkan E-KTP atau Kartu Keluarga, warga Gresik bisa mendapatkan berbagai pemeriksaan esensial, mulai dari tensi darah, gula darah, kolesterol, hingga deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).

Program CKG ini memungkinkan warga, khususnya lansia, untuk memeriksakan diri di puskesmas atau klinik terdekat dalam rentang waktu tertentu. Layanan yang diberikan pun beragam, mencakup pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan konsultasi medis dasar. Namun, program ini tidak hanya menyasar lansia.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik juga menggencarkan CKG ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak sekolah dan pengemudi ojek daring. Di sekolah-sekolah, ribuan pelajar mendapatkan pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari deteksi dini penyakit. Di tempat lain, puluhan pengemudi ojol pun turut merasakan manfaat serupa, menunjukkan bahwa kesehatan adalah hak semua kalangan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, dr. Mukhibatul Khusnah, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas ini. “Edukasi kami adalah pemerintah bisa mencegah penyakit daripada mengobati. Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dan mengambil ‘hadiah’ ulang tahun dari negara ini,” tuturnya.

Berita Terkait :  Evaluasi Syarikah Haji

Menurut Mukhibatul, di tengah hiruk pikuk aktivitas warga Gresik, program CKG hadir sebagai pengingat lembut bahwa kesehatan adalah aset paling berharga. Lebih dari sekadar pemeriksaan fisik, inisiatif ini merajut kisah-kisah kecil harapan dan kepedulian, memastikan setiap warga Gresik, dari yang muda hingga yang tua, dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas. Bagi Solikatun dan ribuan warga lainnya, CKG bukan sekadar program, tapi “kado” berharga yang akan terus mereka kenang.

Di tempat yang sama Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Gresik, Setyo Susilo, menambahkan Dinkes Gresik juga telah menggelar kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang menyasar driver ojek online (ojol serta masyarakat umum beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut dilakukan untuk peningkatan capaian Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Kabupaten Gresik.

“Kami juga sudah melakukan kerja sama dengan tempat perbelanjaan seperti Gress Mall untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebulan sekali dengan membuka booth CKG,” terangnya lagi. Ia menambahkan, masyarakat dihimbau untuk terbiasa melakukan pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali di puskesmas terdekat. “Kepada seluruh masyarakat untuk biasa melakukan pemeriksaan kesehatan gratis 1 tahun sekali di puskesmas terdekat (tidak harus faskes BPJS),” ujarnya.

Diagnosis Dini yang Berharga
Di sudut lain ruangan di Puskesmas Menganti, seorang bapak paruh baya bernama Ahmad (41), terlihat tegang saat perawat mengambil sampel darahnya. Sudah setahun lebih ia sering mengeluh pusing dan mudah lelah, namun tak pernah berani periksa ke dokter.

“Takut kalau ada penyakit aneh-aneh,” bisiknya. Ketakutan Ahmad beralasan. Data menunjukkan, banyak penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes seringkali menjadi ancaman diam karena minimnya deteksi dini. Program CKG hadir sebagai jembatan untuk memutus mata rantai tersebut. Tujuannya jelas: mendeteksi penyakit lebih awal agar penanganan bisa dilakukan tepat waktu, mencegah komplikasi serius, dan mengurangi risiko kecacatan atau kematian.

Berita Terkait :  Peran Guru Dalam Gurita Judi Online

Setelah menunggu beberapa saat, Ahmad dipanggil ke meja konsultasi. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaannya dengan ramah. Tekanan darahnya sedikit tinggi, dan gula darahnya di ambang batas.

“Bapak masih bisa kontrol dengan perubahan gaya hidup dan pola makan, tidak perlu khawatir berlebihan,” ujar sang dokter sambil memberikan edukasi. Wajah Ahmad langsung lega. Ia merasa mendapat pencerahan berharga yang mungkin takkan ia dapatkan jika berdiam diri di rumah.

Kisah Mbah Solikatun dan Ahmad hanyalah dua dari ratusan, bahkan ribuan, cerita yang muncul dari pelaksanaan CKG di Kabupaten Gresik. Dari “pasukan kuning” (petugas kebersihan) di perkotaan hingga lansia di desa-desa terpencil, semua merasakan manfaatnya. Program ini bukan sekadar statistik jumlah warga yang diperiksa, melainkan tentang membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan preventif.

Di penghujung acara, Mbah Solikatun pulang dengan senyum sumringah. Hasil pemeriksaannya baik, dan ia mendapatkan vitamin gratis serta nasihat tentang pentingnya senam lansia rutin.

“Alhamdulillah, jadi tahu kondisi badan ini,” katanya sambil melangkah riang. Matahari Gresik kian meninggi, menghangatkan bumi. Namun, kehangatan yang ditinggalkan oleh program CKG jauh lebih terasa di hati warganya. Sebuah program kesehatan yang menyentuh langsung denyut nadi masyarakat, memastikan bahwa hak untuk sehat adalah milik semua, tanpa terkecuali.

Sebanyak 50,5 Juta Peserta Ikut Program CKG
Berdasar rilis yang dikirim Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman, ST, MKM menunjukkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) mencatat capaian bersejarah dengan lebih dari 50,5 juta peserta mengikuti pemeriksaan kesehatan di seluruh Indonesia.

Program CKG yang berlangsung sejak 10 Februari hingga 4 November 2025 mencatat partisipasi publik yang luar biasa. Dari 53,6 juta pendaftar, sebanyak 50,5 juta orang telah mengikuti pemeriksaan Kesehatan.

Berita Terkait :  Menanti Strategi Nasional dalam Memerangi Pemanasan Global

Kegiatan CKG umum mencatat 34,3 juta kehadiran peserta, sementara CKG sekolah diikuti oleh 16,2 juta peserta yang hadir.

Meski capaian tersebut membanggakan, data CKG menunjukkan tantangan besar di bidang kesehatan masyarakat. Berdasarkan data akhir Oktober 2025, pada kelompok dewasa, hampir seluruh peserta masuk kategori kurang aktivitas fisik (96%), disusul karies gigi (41,9%), obesitas sentral (32,9%), overweight dan obesitas (24,4%). Temuan ini mengonfirmasi bahwa penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin –sebagaimana diungkapkan dalam rilis yang diterima meja redaksi– mengatakan, keberhasilan partisipasi masyarakat menunjukkan meningkatnya kesadaran publik, sekaligus membuka ruang besar untuk memperkuat program promotif dan preventif.

“Pencapaian lebih dari 50,5 juta peserta merupakan tonggak penting bagi upaya kesehatan nasional. Namun data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Rabu (5/11).

Menkes menegaskan bahwa CKG bukan sekadar pemeriksaan massal, tetapi merupakan instrumen strategis untuk deteksi dini dan tatalaksana dini untuk penyakit. Semakin dini penyakit ditangani dan diobati maka peluang sembuh menjadi lebih baik sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit katastropik dan kecacatan bahkan kematian.

“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” tambah Budi. Menurut Menkes, keberhasilan pelaksanaan CKG tidak lepas dari kolaborasi tenaga medis, tenaga kesehatan, serta dukungan puskesmas dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

“Kami mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh petugas kesehatan yang terlibat serta pemerintah daerah. Tanpa mereka, mustahil program sebesar ini bisa berjalan sukses dan berdampak luas,” ujarnya. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru