Surabaya, Bhirawa
Kegiatan “Pemeriksaan Gigi Gratis” yang diadakan di Rusun Grudo, Surabaya, berlangsung lancar dan tertib dengan antusiasme tinggi dari warga. Acara ini merupakan kolaborasi antara Mawar Sharon Peduli (MSP) dan Universitas Ciputra Surabaya, khususnya Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) serta Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media (FIKOM), dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
Pemeriksaan dibuka untuk seluruh kalangan usia, mulai anak-anak hingga lansia. Menariknya, sebagian besar peserta merupakan lansia berusia di atas 60 tahun, kelompok yang rentan mengalami gangguan gigi dan mulut akibat faktor usia dan keterbatasan akses terhadap perawatan.
“Sebagian besar masyarakat sebenarnya tahu pentingnya menjaga kebersihan gigi, tetapi belum menjadikannya kebiasaan. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menunjukkan bahwa pemeriksaan gigi bukan hal yang menakutkan, justru langkah awal untuk menjaga kualitas hidup,” ungkap drg. Antonius Edwin Sutikno, Sp.Pros., M.Kes., salah satu dokter yang memimpin kegiatan tersebut.
Salah satu warga, Sri Hartuti, mengaku senang mendapat kesempatan konsultasi gratis. “Tidak sakit, tapi rasanya nggak enak, ada keroposnya,” ujarnya setelah diperiksa.
Komentar itu menggambarkan betapa pentingnya kegiatan seperti ini dalam membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal masalah gigi dan mendapat bimbingan langsung dari tenaga profesional.
Setiap pasien menjalani pemeriksaan selama 5–8 menit, mencakup pengecekan kondisi gigi, kebersihan rongga mulut, dan konsultasi singkat. Selain itu, warga juga menerima paket sembako sebagai bentuk dukungan sosial dari MSP.
Kegiatan ini bukan sekadar layanan pemeriksaan, melainkan juga wadah edukasi kesehatan. Masyarakat diberikan pemahaman tentang pentingnya menyikat gigi dua kali sehari, membatasi konsumsi gula, serta melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal dua kali setahun.
Dari sisi komunikasi, Dr. Hilda Yunita Wono, S.I.Kom., M.Med.Kom., salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra, menekankan pentingnya pendekatan komunikasi yang humanis agar pesan kesehatan lebih mudah diterima masyarakat.
“Edukasi kesehatan akan lebih berdampak jika dikemas dengan empati dan bahasa yang dekat dengan keseharian warga. Komunikasi yang baik mampu menjembatani antara pengetahuan medis dan pemahaman masyarakat, sehingga pesan tidak hanya didengar, tetapi juga nantinya diterapkan,” jelas Dr. Hilda.
Melalui kegiatan ini, FKG dan FIKOM Universitas Ciputra Surabaya menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pengabdian masyarakat berbasis ilmu yang kolaboratif — antara kesehatan dan komunikasi — dengan harapan kesadaran menjaga kesehatan mulut dapat tumbuh dan menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat Surabaya. wwn


