Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Wakil Bupati Pamekasan, H. Sukriyanto, mendampingi Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, Sjamsul Hadi, saat memukul Gong tanda dimulai Semalam di Madura.
Pamekasan, Bhirawa.
Gebyar seni budaya dan Kuliner di acara Semalam di Madura di Taman Monumen Arek Lancor (Arlan), Kecamatan Pamekasan, pada Sabtu (01/11) malam, yang dibuka Bupati Pamekasan, KH Kholilurahman, mampu memukau dan menyedot perhatian ribuan masyarakat Madura, khususnya warga Pamekasan.
Pagelaran bertepatan agenda Hari Jadi Pamekasan ke-495, mengusung semangat Pamekasan Kreatif dan Maju, dihadiri perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Wakil Bupati Pamekasan Sukriyanto, Ketua DPRD Pamekasan Ali Maskur, Dandim 0826 Letkol Kav Agus Wibowo Hendratmoko, Kapolres Pamekasan AKBP Hendra Eko Triyulianto.
Tumpah rumahnya pengunjung di kawasan Arlan yang asri, indah dan gemerlap lampu taman dari buah karya 100 Hari Kerja pasangan Kharisma (Kholilurahman dan Sukriyanto) menambah semangat para penikmat sajian budaya dan musik hasil kolaboratisi para seniman dan budayawan di empat kabupaten di Madura. Serta sajian kuliner khas dai pulau Garam Madura.
Bupati Pamekasan KH. Kholilurrahman menegaskan bahwa Semalam di Madura bukan sekadar pesta rakyat, tetapi wadah memperkuat identitas dan persaudaraan masyarakat Madura. Sehingga agenda tahunan ini kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Madura adalah pulau yang kaya seni dan budaya, modern, terbuka, dan mampu bersatu dalam harmoni.
“Maka itu, kolaborasi budaya harus menjadi pintu bagi kerja sama yang lebih luas di berbagai sektor. Sinergi antar kabupaten di pulau Madura, kini semakin kuat, termasuk rencana Pamekasan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur,” ucapnya.
Kiai Kholil mengukapkan bahwa Arek Lancor bukan sekadar ruang publik, melainkan simbol keberanian masyarakat Madura dalam menghadapi tantangan pada setiap zaman untuk berperan aktif dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Pada pesta rakyat dengan sejumlah penampilan tarian tradisional yang menggambarkan adat istiadat kehidupan masyarakat Madura. Pada fashisation batik, para peragawati dan peragawan dengan gemulai dan bersahaja mengenakan busana batik khas Pamekasan.
Semalam di Madura menghidangkan 3000 porsi makanan gratis, semua merupakan kuliner khas Madura ini. Bagi pengunjung ini merupakan pesta rakyat yang dirindukan dan terasa kemeriahan dengan tampilan musik Gambus dari Balasyik Entertainment (Jember).
Di tengah meriahnya pesta semalam yang
menjadi ruang pertemuan publik untuk merawat identitas dan mempererat tali silaturrahmi di semua kalangan. Dan Panitia mengundang sejumlah tokoh diantaranya, Prof Dr. Kadarisman Sastrodiwiryo, M.Si.
Sementara, Menteri Kebudayaan RI, diwakili Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Sjamsul Hadi menyampaikan, khasanah budaya Madura merupakan aset nasional yang perlu kita jaga dan terus selalu kita dilestarikan, diantara melalaui kegiatan se Malam di Madura ini. (din.hel).


