Surabaya, Bhirawa
Di era komunikasi digital yang semakin cepat dan kompetitif, kemampuan berkomunikasi tidak hanya diukur dari seberapa fasih seseorang berbicara, tetapi juga dari sejauh mana bisa membangun hubungan dan kepercayaan dengan orang lain. Keyakinan itu buktikan ketika mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Tri Ayu Larasati mendapatkan kesempatan berharga untuk magang di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Region VIII/Jawa 3, tepatnya di Unit Consumer Loan Area Surabaya Niaga
Sebagai mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan peminatan Public Relations, Larasati mengaku sangat tertarik dengan dunia komunikasi profesional, terutama yang berkaitan dengan strategi hubungan (relationship strategy). Maka ketika magang ditempatkan pada posisi Assistant Relationship Manager (ARM) Mortgage, Larasati merasa kesempatan tersebut sebagai momen yang tepat untuk menguji sejauh mana teori yang dipelajari di kampus bisa diterapkan dalam dunia kerja nyata.
Hari-hari pertama magang jelas Larasati dimulai dengan pengenalan lingkungan kerja dan pemahaman tentang berbagai produk Consumer Loan Bank Mandiri, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Saya banyak belajar dari staf dan tim Relationship Manager mengenai bagaimana komunikasi memainkan peran sentral dalam setiap tahap proses layanan, mulai dari pra-akad, akad, hingga pasca-akad kredit,” jelas Larasati.
Tugas di minggu awal jelas Larasati lebih banyak membantu proses administrasi, seperti memeriksa kelengkapan berkas calon debitur, menyiapkan dokumen akad, dan mengarsipkan data nasabah.
“Seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami bahwa setiap dokumen yang saya pegang bukan sekadar kertas dan angka, melainkan bentuk kepercayaan antara bank dan nasabah,” jelasnya lagi.
Momen paling berkesan bagi Larasati adalah ketika mendapat kesempatan untuk turun langsung ke lapangan bersama tim Relationship Manager.
“Kami melakukan kunjungan ke nasabah, kantor cabang, dan juga pihak developer yang menjadi rekanan Bank Mandiri. Dari pengalaman itu, saya menyadari bahwa menjaga hubungan kerja sama bukan sekadar urusan bisnis, tetapi juga tentang membangun rasa saling percaya dan menghargai,” jelasnya.
Selain itu, Larasati juga terlibat dalam penyusunan nota usulan kerja sama dengan developer baru, di mana saya bisa melihat secara langsung proses negosiasi dan pengambilan keputusan yang strategis.
“Dari sana saya belajar bagaimana membangun kemitraan yang saling menguntungkan (mutual benefit partnership) melalui komunikasi yang terbuka dan profesional.
Magang ini tidak hanya mengajarkan saya tentang dunia perbankan, tetapi juga mengasah kemampuan komunikasi profesional yang sesungguhnya. Saya belajar untuk bekerja di bawah tekanan, berpikir cepat, bersikap sopan dalam segala situasi, serta memahami bagaimana etika kerja diterapkan secara nyata.
Yang paling menarik, larasati merasakan bagaimana teori relationship marketing yang selama ini dipelajari di kelas benar-benar hidup di dunia kerja. Misalnya, konsep trust building yang menjadi dasar hubungan antara bank dan nasabah, hingga strategi komunikasi dua arah yang digunakan untuk memahami kebutuhan developer. Semua teori itu terasa nyata ketika berada langsung di lapangan.
“Setiap hari magang memberi saya pelajaran baru. Saya mulai memahami bahwa komunikasi bukan hanya soal berbicara, tetapi tentang bagaimana membuat orang lain merasa didengar,” jelas Larasati
Dalam dunia kerja, khususnya perbankan, komunikasi adalah jembatan antara pelayanan dan kepercayaan.
Saya juga belajar banyak dari para mentor dan staf di Bank Mandiri. Mereka mengajarkan arti disiplin, tanggung jawab, dan kerja tim. Nilai-nilai profesionalitas yang saya lihat setiap hari menginspirasi saya untuk terus berkembang, bukan hanya sebagai mahasiswa, tetapi sebagai calon komunikator yang siap menghadapi dunia kerja.
Bagi Larasati, pengalaman magang ini adalah langkah penting menuju dunia profesional.
“Saya semakin yakin bahwa komunikasi adalah investasi jangka panjang dalam karier apa pun. Lewat komunikasi yang baik, kita bisa membangun jaringan, menjaga hubungan, dan menciptakan kepercayaan yang bernilai,” tegas Larasati.
Program magang ini bukan hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa lulusan Ilmu Komunikasi memiliki peran besar di berbagai bidang, termasuk dunia perbankan. Di balik angka dan data, selalu ada komunikasi yang menjadi penghubung antarmanusia.
“Saya berharap pengalaman ini dapat menginspirasi teman-teman mahasiswa untuk berani mengambil tantangan baru, keluar dari zona nyaman, dan membuktikan bahwa teori yang kita pelajari di kampus bisa benar-benar diterapkan di dunia kerja. Karena pada akhirnya, komunikasi bukan hanya tentang berbicara tetapi tentang membangun kepercayaan dan menjalin hubungan yang bermakna,” ungkapnya penuh keyakinan. [why]


