Kota Batu, Bhirawa
Keberadaan Batu sebagai Kota Wisata memerlukan perhatian khusus terhadap pelayanan angkutan sebagai fasilitas publik dan keselamatan lalu lintas. Tak terkecuali memberikan perhatian khusus terhadap pengemudi Angkutan Pelajar (Apel) Gratis, termasuk menjaga ketertiban saat bertugas. Dan Wakil Wali Kota (Wawali) Batu, Heli Suyanto menginstruksikan langsung kepada para sopit ini agar tertib dan tidak merokok saat berada bersama siswa sekolah.
“Saya izin memberikan kritik dan saran untuk petugas/sopir angkutan pelajar (apel) gratis, agar tidak merokok ketika bertugas atau berdekatan dengan anak-anak,” ujar Heli, Kamis (30/10).
Ia menjelaskan bahwa Apel Gratis ini merupakan salah satu program bagus yang dimiliki Pemkot Batu. Karena itu Heli mengajak para sopir program ini untuk ikut menjaga eksistensinya. “Ayo kita bersama-sama tetap menjaga lalu lintas dan ketertibannya, termasuk tida? merokok saat bertugas supaya tidak ada kejadian yang berakibat pada sanksi,” pesan Heli pada sopir Apel Gratis.
Komitmen serupa telah diterapkan Pemkot Batu pada sekala yang lebih luas. Salah satu di antaranya dengan melakukan penguatan implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kota Wisata ini. Selain itu pemkot juga segera menyiapkan smooking area atau tempat merokok khusus di lingkungan Balai Kota Batu yang juga merupakan perkatoran terpadu semua dinas yang dimiliki.
Pengintensifan sosialisasi KTR kepada masyarakat diperlukan agar tidak ada warga bukan perokok yang dirugikan. “Adapun pengadaan smoking area di Balai Kota Among Tani diperlukan untuk meminimalisir para ASN merokok di ruangan kerja, dan agar tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat,” ujar dr Susana Indahwati, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu.
Kesadaran kolektif untuk menegakkan kawasan bebas asap rokok di berbagai lingkungan adalah sangat penting dilakukan, termasuk ke tempat yang terdapat banyak pelajar atau anak. Dipastikan, permintaan sopir Apel Gratis tidak merokok saat bertugas, penerapan KTR ini bukan bentuk larangan merokok. Tetapi membangun kesadaran bersama agar masyarakat lebih peduli terhadap orang lain yang tidak merokok, apalagi pelajar.
“Rokok konvensional maupun elektrik dapat memicu berbagai penyakit kronis tak hanya perokok aktif, tetapi juga perokok pasif, termasuk anak-anak dan pelajar,”tandas Susana. [nas.wwn]


