Pemkab Situbondo, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Situbondo memastikan seluruh biaya perawatan santri, korban ambruknya atap pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, sepenuhnya akan ditanggung.
Wakil Bupati Situbondo, Mbak Ulfi yang akrab disapa Mbak Ulfi, menyampaikan langkah cepat dilakukan pemerintah dengan menanggung seluruh biaya perawatan korban serta mempercepat proses pemulihan bangunan melalui alokasi dana Biaya Tak Terduga (BTT).
“Alhamdulillah, berkat kerja sama kita semua, Pemerintah Kabupaten sudah berikhtiar. Saat ini kami pastikan seluruh santri yang dirawat di RSUD Besuki ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo,” ujar Mbak Ulfi di lokasi kejadian, Rabu (29/10).
Mbak Ulfi menambahkan, Bupati Situbondo Mas Rio berpesan agar para santri tetap bersemangat dalam menuntut ilmu meski tengah menghadapi cobaan.
“Mas Bupati berpesan demikian, semangat untuk adik-adik santri untuk belajar seluruhnya,” tambah Mbak Ulfi.
Terkait pemulihan pondok pesantren, Mbak Ulfi menegaskan bahwa Pemkab Situbondo telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Agama dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Permukiman atau DPUPP Kabupaten Situbondo.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Kementerian Agama. Alhamdulillah dari Kanwil sudah menyiapkan langkah-langkah, dan kami dari pemerintah bersama DPUPP juga ikut membantu, termasuk untuk pemasangan genteng dan seng,” jelas Mbak Ulfi.
Menurut Mbak Ulfi, atap bangunan pondok ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang yang melanda kawasan Besuki pada Rabu dini hari. Kondisi bangunan yang sebelumnya mengalami retakan akibat dua kali gempa di Situbondo turut memperparah kerusakan.
“Semalam hujannya deras disertai angin kencang, dan ini juga kekhawatiran ketika gempa. Situbondo dua kali gempa, dan memang setelah kita lihat, ada retak yang oleh adik-adik santri diisolasi secara kreatif,” tuturnya.
Mbak Ulfi kembali menegaskan kembali bahwa pemerintah daerah akan mempercepat proses renovasi bangunan pondok dengan memanfaatkan dana BTT.
“Kita percepat pemulihan pembangunan melalui Biaya Tak Terduga (BTT), itu pesan Mas Bupati untuk disampaikan kepada pengasuh,” kata Mbak Ulfi.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, KH Muhammad Hasan, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah tersebut.
“Ini musibah, kami berduka. Dari 19 santri yang sedang berada di lokasi kejadian, satu orang santri putri meninggal,” ujarnya.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Rabu (29/10) dini hari saat 19 santri tengah beristirahat. Akibatnya, 14 santri mengalami luka ringan, empat lainnya dirawat di rumah sakit, dan satu santri putri meninggal dunia.
Pemerintah daerah pun berkomitmen akan terus memberikan pendampingan dan bantuan hingga seluruh korban pulih dan kegiatan belajar di pondok dapat kembali berjalan normal seperti sediakala. (awi.dre)


