26 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Santri dan Indonesia: Dari Pesantren ke Panggung Peradaban

Oleh :
Lukman AR
ASN UIN KHAS Jember, Alumni PP. Mansyaul Huda 02 Senori & MUS Sarang

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) menjadi momen tahunan semenjak Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober 2015 menjadi Hari santri nasional, eksistensi pesantren diakui keberadaannya yang mempunyai kontribrusi sangat besar atas berdiri bangsa Indonesia.

Hari santri nasional menjadi kado terindah bagi kalangan pesantren, dimana eksistensi pesantren sangat diperhintungkan dalam peran serta membangun peradaban masyarakat Indonesia.

Pesantren yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai tempat pencetak para da’i ataupun pemuka agama, tempat untuk mengaji dan mengkaji kitab kuning ataupun kitab suci, ternyata tidak hanya itu saja, tetapi pesantren mampu menjawab tantangan global dan siap bersaing dalam panggung peradaban.

Pesantren yang identik dengan ikon kiyai, sebagai uswatun hasanah dan santri sebagai murid atau bahkan dianggap sebagai anak oleh para kiyai menjadikan ikatan mereka lebih erat.

Pesantren atau biasa disebut pondok merupaka suatu tempat dimana para santri menggali ilmu agama dan sekaligus pondok menjadi tempat tinggal para santri . Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam dan dakwah paling mapan, mengakar dan luas penyebarannya ditandai dengan banyaknya Pesantren disetiap daerah di seluruh penjuru Indonesia terutama di Jawa.

Dari lembaga inilah Kiai sebagai tulang punggung penyebaran Islam berasal. Corak budaya Islam di Indonesia selama ini menjadi kental oleh nuansa tradisi pesantren.

Berita Terkait :  Rangkaian Panjang Antar Achmad Yusuf Duduki Kursi Direktur Perumdam Kota Batu

Secara historis pesantren memiliki peran yang sangat segnfikan dalam proses pembangunan bangsa. Selain sebagai institusi pembentuk kebudayaan Islam pesantren juga punya peran besar. Keberadaanya cukup mengakar di tengah tengah masyarakat. Sebagai agen pencerahan, pesantren juga sebagai agen transformasi kultural di lingkunganya masing-masing.

Santri merupakan sosok yang diharapkan oleh masyarakat sekitarnya khususnya dan sebagai agen perubahan agen of change terutama dalam kemajuan moral dan intelektual masyarakat. Perananan santri begitu besar bagi kemerdekaan Indonesia, perjuangan mereka mampu melepaskan indonesia dari para negara kolonial Belanda. Karena bangsa ini mayoritas beragama Islam, sangat wajar jika umat Islam, khususnya para santri melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda yang telah menguras kekayaan bumi Nusantara. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro yang notebene berasal dari kaum santri, berani memandu perang melawan imperialis Balanda, yang sudah menjajah bangsa ini selama ratusan tahun.

Perayaan Hari santri Nasional bukan hanya dimaknai secara seremonial perayaan semata, akan tetapi mengingat dan meneladani perjuangan para ulama-ulama, kiyai dan santri terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Peringatan HSN ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan yang digelorakan para ulama.

Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.

Berita Terkait :  Lawan Framing Negatif terhadap Pesantren

Santri dan peradaban
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, 24 September 2025 secara resmi membuka rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa fungsi pesantren adalah untuk memperkuat umat, dan umat yang kuat akan memperkuat bangsa.

Menag juga mengingatkan peran historis pesantren, di mana Deklarasi Jihad 22 Oktober 1945 menjadi salah satu faktor penting dalam merebut kemerdekaan.

“Bangsa yang kuat harus tersusun di atas umat yang kuat,” tegas Menag. Mari terus perkuat pesantren sebagai benteng moral dan spiritual bangsa”.

Hari Santri 2025 usung tema ‘Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia’. Tema tersebut sengaja diangkat untuk mengingat kontribusi para santri dalam kemajuan peradaban Indonesia yang sudah dilakukan sejak dahulu.

Tradisi pondok pesantren yang dikenal dengan “al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdu bil jadidi aslah” menjadikan pesantren adalah tempat yang reprensentatif sebagai tolak ukur bahwa apa yang diajarkan oleh leluhur kita, itu harus dijaga dan mengambil atau mengadopsi hal yang baru yang lebih baik.

memelihara hal-hal yang lama yang baik artinya menjaga warisan yang dimiliki. Warisan itu meliputi akidah, yakni akidah ahlus sunnah wal jama’ah, dan cara berfikir ala NU (fikrah nahdliyah), yaitu cara berfikir moderat, dinamis, dan bermanhaj, serta amaliyah nahdliyah. Mengambil hal-hal yang baru yang lebih baik artinya melakukan transformasi, terutama yang menyangkut Ilmu pengetahuan dan teknologi, yang yang pada saat ini menjadi penentu kemajuan dan daya saing

Berita Terkait :  2025, Pemkot Surabaya Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur dan Penanganan Banjir

Kemajuan IPTEK ditengah arus globalisasi yang cepat saat ini adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Selain memberikan berbagai manfaat yang telah kita rasakan, kemajuan IPTEK juga membawa disruptif atau perubahan cepat yang mendasar.

Menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para santri untuk beradaptasi dengan perubahan peradaban yang lebih dinamis. Santri tidak hanya mengaji tetapi juga mampu menjawab tantangan globalisasi.

Perayaan Hari Santri Nasional 2025 bukan hanya acara seremonial akan tetapi juga tantangan yang harus dijawab, Hari Santri 2025 tidak hanya untuk menjaga semangat nasionalisme para santri saja namun juga untuk mendorong kontribusi para santri untuk berkontribusi terhadap peradaban dunia. para santri memiliki kekayaan intelektual dan spiritual yang mumpuni untuk berkontribusi di panggung global.

———— *** ————–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru