Oleh:
Rendi Agung Prakoso, Surabaya
Dua orang dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan prototipe pendeteksi kecurangan pada ujian online.
Dosen PENS tersebut yaitu Akhmad Alimudin dan Widi Sarinastiti yang dibantu 2 mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Multimedia dan 1 mahasiswa Prodi D3 Multimedia Broadcasting. Rabu, (1/10/2025)
Dosen PENS, Akhmad Alimudin mengatakan pelaksanaan ujian online menjadi alternatif solusi para penyelenggara seleksi, mengusung berbagai kemudahan dari sisi waktu dan tempat pelaksanaan, termasuk seleksi dalam memperoleh informasi capaian akademik peserta seleksi.
“Melibatkan 30 orang siswa kelas XII program Manajemen Pemasaran, uji coba tersebut memakan waktu selama 1-1,5 jam, dengan materi ujian merupakan soal-soal Tes Kemampaun Akademik (TKA), diamana depannya akan diimplementasikan kepada seluruh siswa kelas,” jelasnya.
Alimudin menjelaskan bahwa aplikasi telah dikembangkannya bersama tim sejak tahun 2024, riset telah berjalan selama 1,5 tahun mendapat pendanaan dari Dikti melalui program Matching Fund (MF) dan di tahun 2025 ini dilanjutkan pendanaannya dari Kemendiktisaintek.
“Program Hilirisasi Riset Pengujian Model dan Prototipe, sukur progress saat ini menuju ke TKT 7 (Tingkat Kesiapan Teknologi),”pungkas Alimudin.
Alimudin menyampaikan Aplikasi yang bernama Exzam.id mampu mendeteksi perbuatan kecurangan yang dilakukan oleh peserta selama ujian, dari webcam yang terinstal pada masing-masing komputer yang digunakan saat tes online, pergerakan peserta ujian juga dapat dimonitor pada saat peserta membuka peramban lain.
“Ketika peserta ujian mencari jawaban melalui browser lain halaman ujian akan terdeteksi dan terekam,”tuturnya.
Widi Sarinastiti mengungkapkan pilihan soal bisa dibuat beragam, tergantung hasil ujian yang diinginkan.
“Aplikasi dapat digunakan sarana berlatih para siswa guna meningkatkan kapasitas, rentang pendidikan dasar hingga SMA, SMK dan bahkan mekanisme seleksi tertentu seperti Psikotes, TOEFL maupun tes lainnya yang ber platform assessment,” Tutur Widi.
Widi menambahakan telah memberi akses kepada 382 siswa kelas XII SMKN 4 Surabaya agar dapat mencoba ujian online.
“Akses kami buka selama beberapa bulan ke depan, supaya dipakai untuk belajar sekaligus mengukur dan meningkatkan kemampuan diri, sebab aplikasi bisa dicoba dimanapun dan kapanpun,” Ucapnya.
kesempatan yang sama, telah dihibahkan pula webcam sebanyak 30 buah untuk mendukung proses pembelajaran di ruang laboratorium komputer, tambah Widi, beharap ke depan siswa bisa lebih siap menghadapi ujian.
“Aplikasi akan terus dikembangkan, termasuk menambah fitur level soal ujian, juga kapasitas opsi bank soal berbasis mata ujian, serta berbagai alternatif soal yang ditawarkan, agar ke depan aplikasi ini makin siap digunakan oleh publik luas,” Imbuhnya. [ren.gat]


