Oleh :
Wahyu Kuncoro
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya.
Konsep “Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara” menjadi narasi besar yang diusung Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai strategi menjawab tantangan sekaligus peluang ekonomi ke depan. Tantangan dan peluang tersebut adalah berkaitan dengan kelanjutan dengan masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN ) di Kalimantan Timur.
Konsep yang digagas oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, ini bertujuan untuk memperkuat peran Provinsi Jawa Timur sebagai pusat dan simpul utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan fokus pada pengembangan sumber daya alam, talenta siap pakai, teknologi pengolahan efisien, dan konektivitas transportasi.
Jawa Timur sesungguhnya telah menjadi pintu gerbang utama perdagangan dan industri nasional. Bahkan, dalam lima tahun terakhir, investasi asing yang masuk ke Jatim meningkat hingga tiga kali lipat. Daya tarik investasi di Jawa Timur, tidak hanya disebabkan oleh letak geografis yang strategis namun juga ditopang oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai, kualitas sumber daya manusia, dan kelembagaan yang profesional turut menjadi faktor penting yang membangun kepercayaan investor. Dalam konteks ini, visi Gubernur Khofifah untuk menjadikan Jatim sebagai simpul distribusi dan ketahanan pangan nasional sangat relevan.
Jejak Budaya dan Kearifan Lokal
Ikon “Gerbang Baru Nusantara” yang menampilkan Surya Majapahit membuka ruang menarik untuk membaca ulang sejarah sebagai inspirasi masa depan atau menjadi simbol warisan sejarah yang ingin diaktualkan kembali. Ini bukan sekadar narasi seremonial, tapi cerminan bahwa pembangunan harus berakar pada identitas serta membuka ruang kolaborasi lintas sektor dan lintas wilayah.
Menurut Geertz (1992) nilai-nilai budaya bisa menjadi pedoman masyarakat untuk bertindak dalam menghadapi berbagai permasalahan hidupnya. Dalam kebudayaan, makna tidak bersifat individual tetapi publik, ketika sistem makna kemudian menjadi milik kolektif dari suatu kelompok. Kebudayaan juga menjadi suatu sistem konsep yang diwariskan yang terungkap dalam bentuk-bentuk simbolik yang dengannya manusia berkomunikasi, melestarikan, dan memperkembangkan pengetahuan mereka tentang kehidupan dan sikap-sikap terhadap kehidupan.
Kearifan lokal adalah filsafat yang hidup di dalam hati masyarakat, berupa kebijaksanaan akan kehidupan, way of life, ritus-ritus adat, dan sejenisnya. Kearifan lokal merupakan produk berabad-abad yang melukiskan kedalaman batin manusia dan keluasan rasionalitas dengan sesamanya serta menegaskan keluhuran rasionalitas hidupnya. Menurut Jaques Derrida, meaning (makna) dari suatu teks itu unattainable (tak bisa dijangkau) dan unreachable ( tak bisa diraih) dan undefinable (tak bisa didefinisikan). Dalam bahasa Derrida, makna tidak bisa dibukukan, dituntaskan, dikejar hingga habis. Sebaliknya, menurutnya makna itu tercetus seperti traces (jejak jejak langkah kaki). Melalui konsep inilah Jawa Timur ingin menampilkan kembali jejak kejayaan Majapahit melalui konsep Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara. Ini bukan sekadar ornamen visual, tapi pesan bahwa pembangunan harus berpijak pada kekuatan identitas lokal dan nilai-nilai yang menyatukan.
Agenda Kebangsaan
Visi Gubernur Khofifah agar Jawa Timur memainkan peran sebagai simpul konektivitas nasional menuju IKN bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi proyek kebangsaan. Jika diwujudkan secara konsisten, inklusif, dan berorientasi pada keadilan antarwilayah, maka ini bisa menjadi kontribusi penting Jatim dalam merajut ulang hubungan pusat-daerah secara lebih setara, Bhirawa (10/4/2025).
Tentu, tantangan tidak kecil. Tapi modal sosial, logistik, dan kultural yang dimiliki Jawa Timur memberikan dasar yang kuat. Yang dibutuhkan sekarang adalah kesinambungan visi, konsolidasi antar aktor, dan keberanian menjadikan konektivitas sebagai jalan menuju keadilan, bukan sekadar efisiensi ekonomi.
Dengan semangat ini, “Gerbang Baru Nusantara” bukan hanya menjadi slogan, tapi dapat menjadi gerak nyata yang menyambungkan wilayah, mempertemukan potensi, dan memperkuat cita-cita Indonesia sebagai bangsa kepulauan yang saling menguatkan. Singkatnya, Jawa Timur -meminjam istilahnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa– akan menjadi orkestrator ekonomi nasional. Maknanya, Jawa Timur bukan hanya akan mengatur bukan hanya arus barang, tetapi juga arah masa depan ekonomi Indonesia.
———– *** ————–


