Mojokerto, Bhirawa
Sudah menjadi agenda tahunan jika puncak kemarau datang, banyak desa di wilayah Kabupaten Mojokerto mengalami krisis air bersih.
Salah satunya Desa Manduro Manggung Gajah dan Kunjorowesi Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto ini, hingga Senin (22/9).
Masalah air bersih masih menjadi kebutuhan pokok yang mendesak, sehingga desa yang berada di lereng Gunung Penanggungan ini harus di pasok air bersih dari luar. Karena memang tidak banyak mempunyai sumber mata air, karena lokasinya pada ketinggian yang cukup terjal.
Hal inilah yang menyebabkan Desa berpenduduk sekitar 6.981 jiwa, dengan luas sekitar 5584,504 Ha. Ini setiap kemarau panjang dapat dipastikan akan kekurangan air bersih.dan desa ini masuk skala prioritas di Pemkab Mojokerto,
Terkait masalah ini Pemkab Mojokerto segera turun tangan jika musim kemarau sudah datang, seperti yang terjadi sebulan terakhir ini. Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra atau yang akrab disapa Gus Bupati, turun langsung menyerahkan bantuan bagi warga terdampak kekeringan di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro.
Bantuan yang disalurkan berupa 90 tangki truk air bersih, 150 paket beras ukuran 5 kilogram, 100 paket perlengkapan masak, serta 50 buah jerigen. Seluruh bantuan tersebut didistribusikan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, sebagai langkah darurat untuk memenuhi kebutuhan pokok warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Penyerahan bantuan berlangsung di Balai Desa Manduro Manggung Gajah dengan dihadiri Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Ngoro. Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan solusi nyata di tengah bencana kekeringan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Bupati menyapa warga sekaligus menyampaikan arahan terkait upaya yang akan ditempuh pemerintah daerah.
“Ini nanti ada setiap hari, sambil kita coba agar tidak seperti ini terus-menerus. Kita akan koordinasi dengan provinsi, mencari sumber air dari mana yang bisa disalurkan ke sini. Tetapi untuk sementara ini, ya seperti ini dulu, karena disini memang sulit sumber air. Kalau pun dibor hingga 150 meter, belum tentu ada airnya. Kita akan carikan solusi, untuk sementara seperti ini,” ujar Gus Bupati.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Pemkab Mojokerto tidak hanya fokus pada penanganan jangka pendek berupa distribusi bantuan, tetapi juga menyiapkan langkah strategis jangka panjang untuk mengatasi kekeringan secara berkelanjutan.
Dengan adanya bantuan ini, diharapkan kebutuhan mendesak warga, khususnya akses terhadap air bersih dan pangan, dapat terpenuhi sembari menunggu upaya jangka panjang dalam mengatasi kekeringan. [min.gat]


