25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Dosen Unusa Masuk Daftar Ilmuwan Berpengaruh di Dunia


Surabaya, Bhirawa
Dosen muda Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) masuk dalam daftar dua persen ilmuwan paling berpengaruh di dunia selama lima tahun berturut-turut sejak 2021.

Kabar tersebut dirilis Stanford University bekerjasama dengan Elsevier BV, dari 209 peneliti asal Indonesia yang masuk daftar tahun sekarang, Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Unusa Achmad Syafiuddin menempati peringkat 17, sebuah capaian luar biasa bagi ilmuwan muda yang sehari-hari mengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat Unusa. Senin, (22/9)

Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie. M.Eng., menyampaikan pencapaian Syafiuddin sebagai bukti bahwa kampus Unusa di usia yang relatif muda telah mampu melahirkan ilmuwan berkelas dunia dan berdampak.

“Tercantumnya nama Syafiuddin di daftar 2% ilmuwan dunia telah menambah panjang daftar anak bangsa yang memberi kontribusi global dari Indonesia, hal tersebut menjadi sebuah kebangaan kampus,” jelas Prof Jazidie.

Selain mengajar beliau dipercaya sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa dan diangkat sebagai Adjunct Professor di Saveetha Institute of Medical and Technical Sciences (SIMATS), India, sebuah kampus yang menduduki peringkat 26 dunia dalam QS World University Rankings tahun 2025.

Achmad Syafiuddin mengatakan fokus penelitian yang berbeda dan berdampak langsung pada masyarakat, dengan mendirikan Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP) di Unusa, yang diklaim sebagai pusat riset pertama di Indonesia yang secara khusus menangani masalah kesehatan lingkungan di pesantren

Berita Terkait :  Pembentukan Bank Sampah Terus Dilakukan Atasi Masalah Sampah di Kota Batu

“Ilmu itu harus kembali ke masyarakat, Pesantren sebagai bagian penting bangsa ini, berhak mendapatkan solusi atas masalah lingkungan yang mereka hadapi,” jelasnya.

Syafiuddin menambahkan Inovasi terbesarnya tidak hanya publikasi, melainkan teknologi sederhana yang memberikan manfaat nyata bagi puluhan ribu orang, terutama di lingkungan pesantren.

“Pertama, Unusa-Water. Sistem filtrasi bertingkat berbahan alam ini mampu mengubah air kotor menjadi air layak minum dan sanitasi. Teknologi ini telah dipasang di 10 provinsi dan menyediakan air bersih bagi total 49.883 orang, Kedua, Unusa-Incinerator. Alat pengolah sampah tanpa asap berbasis water spraying dan filtrasi ini telah diterapkan di 3 provinsi dan memberikan dampak positif pada 43.200 orang, bahwa kedua inovasi tersebut telah membantu lebih dari 93.000 orang di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Syafiuddin menuturkan memiliki latar belakang yang penuh perjuangan, dibesarkan oleh ibu penjual jamu keliling di Madura setelah ayahnya meninggal, meski hidup dalam keterbatasan, berhasil menembus perguruan tinggi bergengsi melalui beasiswa Bidik Misi 2010, Gelar sarjana diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB), sementara gelar magister dan doktor diselesaikannya di Universiti Teknologi Malaysia. [ren.kt]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru