Surabaya, Bhirawa
Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) Iwak Sumber Rejeki di Desa Rejosari, Tulungagung, selama ini dikenal sebagai produsen olahan ikan lokal, khususnya tahu bakso ikan.
Meski permintaan pasar yang tinggi kerap menjadi tantangan karena keterbatasan kapasitas produksi. Dengan peralatan konvensional berupa panci besar dan kompor sederhana, Poklahsar ini hanya mampu menghasilkan sekitar 400 potong tahu bakso per hari, padahal permintaan pasar bisa mencapai seribu potong per hari.
Melihat potensi sekaligus kendala Kelompok Iwak Sumber Rezeki ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya yang diketuai Dra Lucia Tri Pangesthi MPd, dengan anggota Rosa Prafitri Juniarti SE MSM dan Dr Ali Hasbi Ramadani SPd MPd, menghadirkan inovasi berupa Oven Steamer Otomatis.
Menurut Lucia, mesin berteknologi timer dan thermokontrol digital ini mampu mengukus hingga 832 potong tahu bakso ikan dalam sekali proses, dengan suhu dan waktu yang terkontrol otomatis. Oven Steamer ini dibuat dari material stainless steel food grade, mesin ini memastikan hasil olahan lebih higienis, merata dan hemat energi.
Selain itu, jelas Lucia, Tim PKM Unesa juga memberikan pelatihan Manajemen Usaha kepada anggota Poklahsar. Juga diedukasi menyusun pembukuan yang rapi, dan mengelola pemasaran berbasis digital untuk memperluas jangkauan pasar.
“Tidak berhenti di aspek produksi, Program PKM ini juga memperkuat Manajemen Usaha. Anggota Poklahsar dilatih menyusun pembukuan yang rapi, mengelola pemasaran berbasis digital, hingga memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan strategi ini, Poklahsar Iwak Sumber Rejeki ditargetkan mampu meningkatkan omzet hingga dua kali lipat dalam tiga hingga enam bulan,” jelas Lucia.
Sementara itu, Ketua Poklahsar Iwak Sumber Rejeki, Kanti Rahayu, menyambut baik dukungan dari para dosen Unesa yang tergabung dalam Tim PKM yang diketuai Dra Lucia Tri Pangesthi ini.
“Dulu proses produksi sangat melelahkan, untuk mengukus tahu bakso dibutuhkan waktu hingga berjam-jam. Dengan adanya mesin steamer otomatis ini, kami bisa lebih cepat memenuhi permintaan pasar, sekaligus menjaga kualitas produk tetap terjamin,”tandasnya.
Program PKM ini sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Dengan perpaduan inovasi teknologi dan penguatan branding, Iwak Sumber Rejeki diharapkan mampu tumbuh menjadi pelaku usaha pangan olahan yang lebih tangguh, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Atas terselenggaranya kegiatan ini di tahun 2025, Tim PKM bersama mitra Poklahsar Iwak Sumber Rejeki menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang telah mendanai Program PKM Dosen Unesa melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat. [fen.wwn]


