25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Unitomo-Untag Hadirkan Mesin Robot Motif, Dongkrak Produksi IRT di Sidoarjo


Sidoarjo, Bhirawa
Tim dosen Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya berkolaborasi dengan Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya menggelar program PKM yang bertempat di Industri Rumah Tangga (IRT) Batik Namiroh, Sidoarjo.

Program didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DPPM Kemdiktisaintek 2025 yang bertajuk “PKM Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Berbasis Green Economy, Selasa (16/9).

Ketua Tim, Dr. Yoosita Aulia, SE., MM., Ak., mengatakan permasalahan utama yang dihadapi mitra IRT Batik Namiroh ialah keterbatasan produk yang masih didominasi batik tulis sintetis dengan 90% motif tradisional Madura dan 10% inovasi.

“Pada hasil survei awal, rumah produksi terlihat kumuh, kayu pembakaran diletakkan begitu saja, sementara pelorot malam berdekatan dengan ruang galeri, layout ruang produksi belum tertata dengan baik,” jelasnya.

Lanjut Yoosita menjelaskan bahwa dimana ruang galeri yang berada di ruang tamu sangat sempit, batik belum tertata rapi, proses canting, pengeblokan warna masih dilakukan di teras depan dan belakang rumah dan proses menghaluskan batik pun masih konvensional, yakni dengan cara memukul kain menggunakan palu kayu.

“Batik Namiroh lemahnya keterampilan packaging, belum adanya pembukuan sederhana, keterbatasan motif, serta rendahnya kapasitas produksi karena hanya 9 dari 25 pengrajin yang benar-benar aktif, kelemahan lain branding produk jadi lemah, harganya pun lebih murah,” tutur Yoosita.

Yoosita menyampaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim menghadirkan inovasi berupa mesin robot motif batik yang lebih portabel. “Tujuannya inovasi tersebut supaya proses menggambar motif batik tulis lebih cepat dan bervariasi, mesin robot berukuran 60 x 100 cm sehingga mudah dipindah-pindahkan,” Katanya.

Berita Terkait :  Kodim 0813/Bojonegoro Gelar KMD Pamong Saka Wira Kartika

Cara manual butuh waktu hingga tiga minggu, mesin ini dapat menyelesaikan pola hanya dalam tiga jam, tambah Yoosita, sesi pelatihan menjelaskan penggunaan mesin tersebut dapat mengurangi ketergantungan pada SDM, dengan mesin robot motif batik, produksi bisa selesai tiga bulan dari sebelumnya empat bulan, meski berbasis teknologi, proses manual tetap dipertahankan untuk menjaga nilai historis batik.

“Mesin mampu meningkatkan produksi hingga 40%, menghemat penggunaan malam, dan menjaga kualitas produk,” imbuhnya

Yoosita berharap alat bisa dimanfaatkan secara maksimal agar pengrajin dapat berkreasi dengan motif yang lebih beragam, termasuk membuat logo instansi yang sebelumnya sulit dilakukan dengan cara manual.

“Program ini diharapkan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas produksi batik, tetapi juga memberdayakan pengrajin muda di Kelurahan Lemahputro Sidoarjo agar terus melestarikan seni batik dengan dukungan inovasi teknologi yang ramah lingkungan,” Ucap Yoosita. [ren.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru