Kota Pasuruan, Bhirawa
Pemkot Pasuruan setiap tahunnya menganggarkan perawatan payung hidrolis atau Payung Madinah di kawasan alun-alun Kota Pasuruan.
Pasalnya, Payung Madinah saat ini menjadi ikon Kota Pasuruan di sektor pariwisata. Sehingga, pemeliharaan secara intens perlu dilakukan secara rutin dan kontiyu. Tahun ini, dianggarkan Rp 180 juta untuk 12 unit payung tersebut.
Sekretaris Disparpora Kota Pasuruan, Budi Santoso menyatakan tahun 2025, Disparpora sebenarnya menganggarkan pemeliharaan tiap unit payung sebesar Rp30 juta. Dengan total Rp360 juta.
Hanya saja, munculnya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, mengharuskan pemerintah daerah melakukan efisiensi.
“Anggaran pemeliharaan Payung Madinah tahun ini tersisa separuh. Ini imbas adanya efisiensi anggaran,” ujar Budi Santoso, Rabu (10/9).
Ia menjelaskan bahwa pemeliharaan itu meliputi seluruh infrastruktur payung selama satu tahun. Bila ada kerusakan atau potensi kerusakan, maka anggaran itu yang dipakai. Tentu, besaran itu tidak termasuk biaya listrik dan kebersihan.
“Anggaran yang ada saat ini sudah mencukupi. Sebab, hanya untuk pemeliharaan rutin, perawatan rutin,” imbuh Budi Santoso. [hil.dre]


