25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Bakso Legendaris di Tepian Sawah, Bertahan 15 Tahun dengan Merawat Cita Rasa

Di sebuah sudut tenang kawasan Desa Sumodikaran, Dusun Tempuran, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, berdiri sebuah warung “Bakso Tempuran”sederhana di tepi sawah. Lokasi tepi sawah menawarkan pemandangan alam yang asri dan sejuk, memberikan ketenangan dan relaksasi bagi pengunjung.

Oleh :
Achmad Basir, Kab. Bojonegoro

Tanpa papan nama mencolok, tanpa promosi digital. Namun, setiap harinya, warung ini disesaki pelanggan.

Mereka datang bukan karena tren media sosial, melainkan karena rasa. Rasa bakso yang bertahan lebih dari 15 tahun, tanpa banyak berubah.

Adalah Nurul Huda, pria (38) yang menjadi pemilik sekaligus peracik bakso legendaris tersebut. Sejak tahun 2009, ia membuka warung ini di tepi sawah, dengan hanya berbekal resep turun-temurun dari orang tuanya yang dulu berjualan bakso di selatan Masjid Tempuran.

Setiap pagi, sebelum matahari terbit, dapur kecil di belakang warung sudah mulai sibuk. Puluhan kilogram daging ayam segar yang sudah digiling, dibentuk menjadi bulatan bakso, lalu direbus dan disajikan dalam kuah kaldu tulang ayam yang gurih dan pekat.

“Kalau bukan tangan sendiri yang bikin, rasanya beda,” ujar Kang Huda panggilan akrabnya sambil tersenyum, sesekali mengaduk kuah kaldu yang mengepul dari panci besar, kemarin (7/9).

Yang membuat warung ini istimewa bukan hanya rasanya. Ada kerja keras dan konsistensi yang luar biasa. Tanpa bantuan teknologi modern, Kang Huda dan dibantu tiga karyawannya yang dari keluarga semuanya dilatih langsung olehnya mampu menyajikan rata-rata 500 porsi bakso setiap hari.

Berita Terkait :  Rakor Komisi V DPR, Menteri PU Dody: Sinergi Faktor Kelancaran Mudik-Balik Lebaran 2025

Warung Bakso Tempuran ini buka setiap hari dari pukul 10.00 wib hingga 17.00 wib. Tak jarang, sebelum jam tutup, bakso sudah habis terjual. Pelanggannya datang dari berbagai penjuru, bahkan ada yang menempuh puluhan kilometer hanya untuk menikmati satu mangkuk bakso.

“Saya saat pingen bakso ke sini bersama keluarga. Rasanya enggak bisa dilawan. Tiap suapan tuh nostalgia masa kecil,” ujar ABas, warga Kecamatan Kota Bojonegoro.

Di tengah menjamurnya restoran cepat saji dan franchise kuliner, warung Kang Huda membuktikan bahwa kunci bertahan bukan hanya soal strategi bisnis, tapi soal menjaga rasa dan kepercayaan pelanggan.

Yang lebih mengejutkan, meski permintaan tinggi, harga seporsi bakso di sini tetap terjangkau.

” Harga di bandrol Rp 5.000 per porsi bakso. Orang senang, kita juga senang,” ujar Kang Huda.

Pengunjung tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga merasakan pengalaman wisata kuliner yang unik, yaitu menikmati bakso lezat sambil dikelilingi keindahan alam.

Kisah Kang Huda adalah pengingat bahwa kesederhanaan, jika dipadukan dengan ketulusan dan konsistensi, bisa menjadi kekuatan besar dalam dunia kuliner. Sebuah kisah dari tepian sawah Bojonegoro, yang terus mengepul hangat setiap hari. [bas.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru