Sidoarjo, Bhirawa
Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Sidoarjo, Indrajayanti Ratnaningsih berharap kondisi di sejumlah daerah di Indonesia segera kondusif dari aksi demonstrasi. Ia mengaku sangat sedih karena kerusuhan di sejumlah tempat di Indonesia telah mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar di sekolahan.
Di tempatnya, di SMP PGRI 1 Buduran, juga pada sekolah lain, saat ini diperintahkan oleh Pemerintah agar sementara waktu ini, harus menerapkan proses belajar mengajar secara Daring atau dalam jaringan atau pembelajaran online lewat jaringan internet.
SMP PGRI 1 Buduran, menurut Indrajayanti, dalam pembelajaran lewat Daring tersebut menggunakan metode tugas terstruktur. Metode ini dipilih digunakan, Sebab dinilai lebih hemat dan efisien daripada siswa harus menggunakan cara google meet atau dengan vidio call.
“Karena tidak semua siswa di rumah punya sarana wifi, metode tugas terstruktur lebih hemat, namun sasaran yang ingin didapat bisa dicapai,” komentar Indrajayanti, Selasa (2/9) kemarin.
Setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga pukul 11.00, para siswa mulai kelas 7 hingga 9 di SMP PGRI 1 Buduran, total ada 418 siswa, mendapat tugas dari guru mata pelajaran.
Para siswa mengumpulkan tugas yang diberikan maksimal pada pukul 23.59.WIB.
Guru dan siswa berkomunikasi lewat grup WA yang telah dibuat. Para guru berada di sekolahan dan para siswa berada di rumah. “Selama ini proses metode tugas terstruktur ini ditempat kami lancar-lancar saja,” katanya.
Metode tugas terstuktur, kata Indrajayanti sudah pernah diterapkan di SMP PGRI 1 Buduran, pada saat berlangsungnya pandemi covid 19 selama dua tahun pada awal tahun 2020 lalu.
Sesuai dengan surat edaran yang diterima dari Dikbud Sidoarjo, proses Daring ini akan berlangsung mulai tanggal 1 – 4 September. ” Semoga tidak lama-lama lagi seperti saat pandemi Covid-19 dulu,” tandas Indrajayanti. [kus.wwn]


